Jumat, 01 Juni 2012

TEKNOLOGI KEDOKTERAN DAN FARMASI



TEKNOLOGI KEDOKTERAN DAN FARMASI


BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Dewasa ini berbagai penyakit semakin berkembang. Pada zaman dulu, penyakit yang tersebar mungkin hanya beberapa macam saja dan tidak terlalu parah dan tidak teralu penting untuk ditindaklanjuti. Para nenek moyang kita pun mungkin hanya menggunakan ramuan tradisional dari dedaunan untuk mengobati sakitnya. Namun, jika dibandingkan dengan zaman sekarang, tentu sangat jauh berbeda. Penyakit pada zaman sekarang sangat bermacam-macam dan harus ditindaklanjuti. Karena kalau tidak, maka akan menjadi lebih parah lagi. Dan tentunya untuk memprediksi maupun mengobati penyakit-penyakit tersebut, diperlukan alat-alat kedokteran yang semakain canggih dan obat-obatan yang semakin manjur.
Tanpa penemuan teknologi di bidang kedokteran, tak dapat dibayangkan bagaimana beragam penyakit yang semakin kompleks dapat teratasi. Kemajauan dalam banyak Dalam hal ini teknologi farmasi pun sangat berperan dalam menghasilkan obat-obatan yang sesuai dengan penyakit tersebut. Selain kemajuan di bidang teknologi, para penemu atau ilmuan-ilmuan dalam bidang kedokteran dan farmasi pun sangat berperan dalam membantu menyembuhkan berbagai penyakit yang telah menyebar. Selain itu, juga terdapat berbagai kendala dalam perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi, terutama di Indonesia.
Dari berbagai pembahasan diatas yang melatarbelakangi kami untuk membuat makalah ini. Yakni untuk mengetahui sejarah, perkembangan, ilmuan, dan kendala-kendala dalam perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi.

B.    RUMUSAN MASALAH
Berbagai masalah yang kami rumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.     Bagaimanakah sejarah perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi?
2.     Siapakah ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi?
3.     Apa saja contoh teknologi atau penemuan terbaru dalam bidang kedokteran dan farmasi?
4.     Apa saja kendala-kendala yang yang menghambat perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi, terutama di Indonesia?

C.    TUJUAN MAKALAH
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
a.      Secara Umum
Yaitu untuk mengetahui perkembangan teknologi dalam bidang kedokteran dan farmasi.
b.     Secara Khusus
1.     Untuk mengetahui sejarah perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi
2.     Untuk mengetahui ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi
3.     Untuk mengetahui contoh teknologi atau penemuan terbaru dalam bidang kedokteran dan farmasi
4.     Untuk mengetahui kendala-kendala yang yang menghambat perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi, terutama di Indonesia.

D.    MANFAAT MAKALAH
Manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.     Bagi Dosen Pembimbing
Menambah referensi bagi dosen pembimbing dalam mengajar ilmu yang berkaitan/ berhubungan dengan teknologi kedokteran dan farmasi.
2.     Bagi Mahasiswa Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa penyusun makalah dalam melakukan studi pustaka tentang teknologi kedokteran dan farmasi.


3.     Bagi Pembaca
Menambah wawasan bagi pembaca tentang sejarah, ilmuan, kemajuan, dan kendala-kendala dalam bidang kedokteran dan farmasi.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Perkembangan Teknologi Kedokteran dan Farmasi

Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk tindakan pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh leluhur.
Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.
Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan pada masa kini berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di mana semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).
Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah tindakan yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif dan menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern.
Kini, ilmu genetika telah mempengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat kelainan genetik, dan perkembangan teknik biologi molekuler. Ilmu herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Koch bahwa penyakit disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul penemuan antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan terhadap penyakit infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada masyarakat Barat. Oleh karena itu dimulailah industri obat.
Sedangkan istilah farmasi (arab) ataupun lebih khusus lagi dikenali sebagai saydanah merupakan satu bentuk profesi yang mulanya agak asing dari dunia kedokteran. Pada abad ke-9, dunia Arab dan Islam telah berhasil membangun jembatan ilmu yang menghubungkan antara sumbangan Yunani dengan dunia farmasi moderen sekarang ini. Malah tahap ilmu yang diperoleh daripada Yunani khususnya terus ditingkatkan dan usaha ini diteruskan hingga ke abad ke-13 melalui berbagai karya, terjemahan ataupun peningkatan ilmu pada zaman-zaman berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, farmasi dipraktekkan secara terpisah dari profesi medis yang lain. Puncak sumbangan dunia Arab-Islam dalam farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan praktikum farmasi pada tahun 1260.
Sayangnya, kurang daripada satu abad selepas al-Attar, praktek farmasi mulai beku dan kaku, dan terus merosot dengan jatuhnya peradaban Arab pada abad ke 19. Sejak dari itu, farmasi mula berkembang dengan pesatnya di Eropah khususnya dan Barat umumnya.
B.    Beberapa Ilmuan yang Berjasa dalam Bidang Kedokteran dan Farmasi
Dia adalah seorang ilmuwan ensiklopedi unik. Ia dianggap sebagai salah satu dokter terbesar dalam budaya Islam, dan dokter Arab paling awal.Dia juga salah satu pendiri kimia modern. Ia berpengalaman dalam semua cabang pengetahuan dan ia membuat kontribusi signifikan ilmiah kedokteran, kimia, matematika, sastra, dan sebagainya. Selama beberapa abad, buku-bukunya, khususnya yang ditulis dalam bidang kedokteran, referensi utama bagi instruktur dan siswa sama. Dia adalah ilmuwan dan dokter Abu Bakr Muhammad bin Zakariyya Ar-Raazi.Dia mulai mencari pengetahuan di awal tahun. Dia belajar matematika, astronomi, kimia, dan logika. Karena ia masih muda, ia dikenal karena kecerdasan, jenius, dan keunggulan sejauh kemampuan akademisnya yang bersangkutan. Dia memiliki kemampuan untuk menghafal apa pun yang ia mendengar atau membaca dalam kecepatan yang luar biasa.
2.     Ibnu Al-Baitar
Lewat risalahnya yang berjudul Al-Jami fi Al-Tibb (Kumpulan Makanan dan Obat-obatan yang Sederhana), Ibnu Al-Baitar turut memberi kontribusi dalam farmakologi dan farmasi. Dalam kitabnya itu, Al-Baitar mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat yang berhasil dikumpulkannya di sepanjang pantai Mediterania antara Spanyol dan Suriah. Tak kurang dari seribu tanaman obat dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih tanaman obat yang ditemukannya pada abad ke-13 M itu berbeda dengan tanaman yang telah ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya. Tak heran bila kemudian Al-Jami fi Al-Tibb menjadi teks berbahasa Arab terbaik yang berkaitan dengan botani pengobatan. Capaian yang berhasil ditorehkan Al-Baitar sungguh mampu melampaui prestasi Dioscorides. Kitabnya masih tetap digunakan sampai masa Renaisans di Eropa.
3.     Ibnu Sina
Dalam kitabnya yang fenomenal, Canon of Medicine, Ibnu Sina juga mengupas tentang farmakologi dan farmasi. Ia menjelaskan lebih kurang dari 700 cara pembuatan obat dengan kegunaannya. Ibnu Sina menguraikan tentang obat-obatan yang sederhana.
4.     Al-Zahrawi
Bapak ilmu bedah modern ini juga ikut andil dalam membesarkan farmakologi serta farmasi. Dia adalah perintis pembuatan obat dengan cara sublimasi dan distilasi.

C.     Contoh Teknologi Terbaru dalam Bidang Kedokteran dan Farmasi
1.     BIODISC
Merupakan penemuan teknologi kesehatan baru dari jerman, dengan menggunakan
teknologi resonansi nano (bagian terkecil dari atom), dengan sertifikasi
prognos, jerman. Biodisc ditemukan oleh dr.Ian Lyons, dengan penelitian yang dilakukan selama 25 tahun sebelum memproduksi biodisc, dr. Ian sudah mencobakan alat ini ke anaknya yang terkena leukimia (kanker darah) dan kondisinya sembuh dengan treatment          dalam waktu 13 bulan. Biodisc dapat mengeluarkan energi-energi negatif pada tubuh, dengan menggunakan air putih biasa yang sudah di treatment oleh biodisc sebagai media untuk menyehatkan yang sudah kita biasa minum sehari-hari. Hidup kita bisa lebih sehat dan mengeluarkan racun/penyakit negatif yang ada pada tubuh dengan hanya meminum air yang sudah di treatment oleh biodisc
kamun air berenergi yang membentuk struktur kristal yang bagus adalah salah
satu therapy kesehatan yang             paling baik. Sudah banyak sekali kesaksian-kesaksian dari pengguna biodsic dan air treatmentnya (beberapa kesaksian bahkan menyebutkan air yang sudah di treatment oleh biodisc efeknya lebih bagus daripada air hexagonal yang marak ada di pasaran).
2.     Qi Bio Disc (Moving Towards Vitality)
Mineral-mineral alami yang telah direkayasa teknis telah diikat terstruktur dalam gelas, pada tingkat molekular, dengan menggunakan beberapa metode fusi panas tinggi. Kombinasi dari teknik-teknik ini menyebabkan sebuah konversi energi katalis yang menimbulkan resonansi Nano spesifik yang tahan lama dalam Qi Bio Disc. Menyalurkan "Frekuensi Energisasi Nano" ke dalam atau melalui cairan mempengaruhi nano-nano di dalam cairan. Saat nano-nano mineral berinteraksi dengan frequensi tertentu, mereka bertindak sangat berbeda dengan atom aslinya. Energi yang dihasilkan dapat memperbaharui struktur molekul yang terdapat dlm semua cairan. Sebagai contoh: mereka menjadi lebih mudah mendidih, lebih ringan dan membiaskan lebih banyak cahaya. Resonansi asli ini memiliki kemampuan memciptakan struktur molekul dalam semua cairan atau sayur mayur dan juga produk olahan buatan pabrik.

D.    Kendala-Kendala dalam Pengembangan Teknologi Kedokteran dan Farmasi di Indonesia
Diantara kendala-kendala dalam pengembangan teknologi kedokteran dan farmasi di Indonesia adalah sebagai berikut.
1.     Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kefarmasian di Indonesia masih dapat dikatakan lamban
2.     Dana untuk penelitian alat dan obat baru dan paten memakan biaya yang sangat banyak
3.     Kontribusi kalangan industri farmasi dalam penelitian dan pengembangan iptek di Indonesia masih kecil
4.     Bidang industri farmasi kurang begitu dilibatkan dalam pengembangan iptek di bidang kedokteran.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.
Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan pada masa kini berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di mana semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).
Ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam bidang kedokteran dan farmasi antara lain adalah Abu Bakr Ar-Raazi (Bapak Kedokteran), Ibnu Al-Baitar, Ibnu Sina, dan Al Zahrawi. Contoh penemuan teknologi kedokteran dan farmasi terbaru adalah teknologi Biodisc dan Qi Bio Disc. Sedangkan diantara kendala-kendala dalam pengembangan teknologi kedokteran dan farmasi di Indonesia adalah sebagai berikut.
1.     Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kefarmasian di Indonesia masih dapat dikatakan lamban
2.     Dana untuk penelitian alat dan obat baru dan paten memakan biaya yang sangat banyak
3.     Kontribusi kalangan industri farmasi dalam penelitian dan pengembangan iptek di Indonesia masih kecil
4.     Bidang industri farmasi kurang begitu dilibatkan dalam pengembangan iptek di bidang kedokteran.


DAFTAR PUSTAKA


Ahmadi, Abu & Supratmo, A. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:Rineka Cipta.
http://aplcare.com/menuju-dunia-farmasi-masa-kini.htm
http:// index2.php.htm
http://Teknologi%20Kedokteran%20%C2%AB%20Biodisc.htm










Kesimpulan Pembahasan Tentang Teknologi Kedokteran dan Farmasi
Oleh:
Kelompok 14 (hamid, faristin, isna)


Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.
Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan pada masa kini berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di mana semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).
Ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam bidang kedokteran dan farmasi antara lain adalah Abu Bakr Ar-Raazi (Bapak Kedokteran), Ibnu Al-Baitar, Ibnu Sina, dan Al Zahrawi. Contoh penemuan teknologi kedokteran dan farmasi terbaru adalah teknologi Biodisc dan Qi Bio Disc. Sedangkan diantara kendala-kendala dalam pengembangan teknologi kedokteran dan farmasi di Indonesia adalah sebagai berikut.
1.      Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kefarmasian di Indonesia masih dapat dikatakan lamban
2.      Dana untuk penelitian alat dan obat baru dan paten memakan biaya yang sangat banyak
3.      Kontribusi kalangan industri farmasi dalam penelitian dan pengembangan iptek di Indonesia masih kecil
4.      Bidang industri farmasi kurang begitu dilibatkan dalam pengembangan iptek di bidang kedokteran.

Tidak ada komentar: