TEKNOLOGI
KEDOKTERAN DAN FARMASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini berbagai penyakit semakin berkembang.
Pada zaman dulu, penyakit yang tersebar mungkin hanya beberapa macam saja dan
tidak terlalu parah dan tidak teralu penting untuk ditindaklanjuti. Para nenek
moyang kita pun mungkin hanya menggunakan ramuan tradisional dari dedaunan
untuk mengobati sakitnya. Namun, jika dibandingkan dengan zaman sekarang, tentu
sangat jauh berbeda. Penyakit pada zaman sekarang sangat bermacam-macam dan
harus ditindaklanjuti. Karena kalau tidak, maka akan menjadi lebih parah lagi.
Dan tentunya untuk memprediksi maupun mengobati penyakit-penyakit tersebut, diperlukan
alat-alat kedokteran yang semakain canggih dan obat-obatan yang semakin manjur.
Tanpa penemuan teknologi di bidang kedokteran, tak
dapat dibayangkan bagaimana beragam penyakit yang semakin kompleks dapat
teratasi. Kemajauan dalam banyak Dalam hal ini teknologi farmasi pun sangat
berperan dalam menghasilkan obat-obatan yang sesuai dengan penyakit tersebut.
Selain kemajuan di bidang teknologi, para penemu atau ilmuan-ilmuan dalam
bidang kedokteran dan farmasi pun sangat berperan dalam membantu menyembuhkan
berbagai penyakit yang telah menyebar. Selain itu, juga terdapat berbagai
kendala dalam perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi, terutama di
Indonesia.
Dari berbagai pembahasan diatas yang
melatarbelakangi kami untuk membuat makalah ini. Yakni untuk mengetahui
sejarah, perkembangan, ilmuan, dan kendala-kendala dalam perkembangan teknologi
kedokteran dan farmasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berbagai masalah yang kami rumuskan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
sejarah perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi?
2. Siapakah
ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi?
3. Apa
saja contoh teknologi atau penemuan terbaru dalam bidang kedokteran dan
farmasi?
4. Apa
saja kendala-kendala yang yang menghambat perkembangan teknologi kedokteran dan
farmasi, terutama di Indonesia?
C.
TUJUAN
MAKALAH
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Secara
Umum
Yaitu untuk
mengetahui perkembangan teknologi dalam bidang kedokteran dan farmasi.
b. Secara
Khusus
1. Untuk
mengetahui sejarah perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi
2. Untuk
mengetahui ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam perkembangan teknologi kedokteran
dan farmasi
3. Untuk
mengetahui contoh teknologi atau penemuan terbaru dalam bidang kedokteran dan
farmasi
4. Untuk
mengetahui kendala-kendala yang yang menghambat perkembangan teknologi
kedokteran dan farmasi, terutama di Indonesia.
D. MANFAAT MAKALAH
Manfaat
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi
Dosen Pembimbing
Menambah
referensi bagi dosen pembimbing dalam mengajar ilmu yang berkaitan/ berhubungan
dengan teknologi kedokteran dan farmasi.
2.
Bagi Mahasiswa
Penyusun
Menambah
pengetahuan dan pengalaman mahasiswa penyusun makalah dalam melakukan studi
pustaka tentang teknologi kedokteran dan farmasi.
3. Bagi
Pembaca
Menambah wawasan
bagi pembaca tentang sejarah, ilmuan, kemajuan, dan kendala-kendala dalam
bidang kedokteran dan farmasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Perkembangan Teknologi Kedokteran dan Farmasi
Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam
masyarakat awal menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal
dan hewan untuk tindakan pengobatan.
Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme
percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh
leluhur.
Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di
berbagai tempat terpisah yakni Mesir
kuno, Tiongkok
kuno, India
kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar
tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran
terhadap sains. Hal ini mulai
timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap
berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan
dengan penolakan Copernicus
pada teori astronomi Ptolomeus.
Beberapa tokoh baru seperti Vesalius
(seorang ahli anatomi)
membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti
teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini
terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada
masa itu.
Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan pada
masa kini berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad
ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin
Charcot, Claude
Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di mana
semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran
Barat, herbalisme, humorlasime
Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti
ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada
awal tahun 1900-an (oleh William
Osler, Harvey Cushing).
Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah tindakan
yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif dan menggunakan metode ilmiah serta
informasi sains global yang modern.
Kini, ilmu genetika telah
mempengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit
akibat kelainan genetik, dan perkembangan teknik biologi molekuler. Ilmu herbalisme
berkembang menjadi farmakologi.
Masa modern benar-benar dimulai dengan penemuan Heinrich
Hermann Robert Koch bahwa penyakit disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul
penemuan antibiotik
(sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina.
Penanganan terhadap penyakit infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada
masyarakat Barat. Oleh karena itu dimulailah industri obat.
Sedangkan istilah
farmasi (arab) ataupun lebih khusus lagi dikenali sebagai saydanah merupakan satu bentuk profesi yang mulanya agak asing dari
dunia kedokteran. Pada abad ke-9, dunia Arab dan Islam
telah berhasil membangun jembatan ilmu yang menghubungkan antara sumbangan
Yunani dengan dunia farmasi moderen sekarang ini. Malah tahap ilmu yang
diperoleh daripada Yunani khususnya terus ditingkatkan dan usaha ini diteruskan
hingga ke abad ke-13 melalui berbagai karya, terjemahan ataupun peningkatan
ilmu pada zaman-zaman berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, farmasi
dipraktekkan secara terpisah dari profesi medis yang lain. Puncak sumbangan
dunia Arab-Islam dalam farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan praktikum
farmasi pada tahun 1260.
Sayangnya, kurang daripada satu abad
selepas al-Attar, praktek farmasi mulai beku dan kaku, dan terus merosot dengan
jatuhnya peradaban Arab pada abad ke 19. Sejak dari itu, farmasi mula berkembang
dengan pesatnya di Eropah khususnya dan Barat umumnya.
B. Beberapa Ilmuan yang Berjasa dalam Bidang Kedokteran dan Farmasi
Dia adalah seorang ilmuwan ensiklopedi
unik. Ia dianggap sebagai salah satu dokter terbesar dalam budaya Islam, dan
dokter Arab paling awal.Dia juga salah satu pendiri kimia modern. Ia
berpengalaman dalam semua cabang pengetahuan dan ia membuat kontribusi signifikan
ilmiah kedokteran, kimia, matematika, sastra, dan sebagainya. Selama beberapa
abad, buku-bukunya, khususnya yang ditulis dalam bidang kedokteran, referensi
utama bagi instruktur dan siswa sama. Dia adalah ilmuwan dan dokter Abu Bakr
Muhammad bin Zakariyya Ar-Raazi.Dia mulai mencari pengetahuan di awal tahun.
Dia belajar matematika, astronomi, kimia, dan logika. Karena ia masih muda, ia
dikenal karena kecerdasan, jenius, dan keunggulan sejauh kemampuan akademisnya
yang bersangkutan. Dia memiliki kemampuan untuk menghafal apa pun yang ia
mendengar atau membaca dalam kecepatan yang luar biasa.
2.
Ibnu Al-Baitar
Lewat risalahnya yang berjudul Al-Jami
fi Al-Tibb (Kumpulan Makanan dan Obat-obatan yang Sederhana), Ibnu Al-Baitar
turut memberi kontribusi dalam farmakologi dan farmasi. Dalam kitabnya itu,
Al-Baitar mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat yang berhasil
dikumpulkannya di sepanjang pantai Mediterania antara Spanyol dan Suriah. Tak
kurang dari seribu tanaman obat dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih
tanaman obat yang ditemukannya pada abad ke-13 M itu berbeda dengan tanaman
yang telah ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya. Tak heran bila kemudian
Al-Jami fi Al-Tibb menjadi teks berbahasa Arab terbaik yang berkaitan dengan
botani pengobatan. Capaian yang berhasil ditorehkan Al-Baitar sungguh mampu
melampaui prestasi Dioscorides. Kitabnya masih tetap digunakan sampai masa
Renaisans di Eropa.
3.
Ibnu Sina
Dalam kitabnya yang fenomenal, Canon of
Medicine, Ibnu Sina juga mengupas tentang farmakologi dan farmasi. Ia
menjelaskan lebih kurang dari 700 cara pembuatan obat dengan kegunaannya. Ibnu
Sina menguraikan tentang obat-obatan yang sederhana.
4.
Al-Zahrawi
Bapak ilmu bedah modern ini juga ikut andil dalam
membesarkan farmakologi serta farmasi. Dia adalah perintis pembuatan obat
dengan cara sublimasi dan distilasi.
C.
Contoh Teknologi Terbaru dalam Bidang
Kedokteran dan Farmasi
1. BIODISC
Merupakan penemuan teknologi kesehatan baru dari jerman, dengan menggunakan
teknologi resonansi nano (bagian terkecil dari atom), dengan sertifikasi
prognos, jerman. Biodisc ditemukan oleh dr.Ian Lyons, dengan penelitian yang dilakukan selama 25 tahun sebelum memproduksi biodisc, dr. Ian sudah mencobakan alat ini ke anaknya yang terkena leukimia (kanker darah) dan kondisinya sembuh dengan treatment dalam waktu 13 bulan. Biodisc dapat mengeluarkan energi-energi negatif pada tubuh, dengan menggunakan air putih biasa yang sudah di treatment oleh biodisc sebagai media untuk menyehatkan yang sudah kita biasa minum sehari-hari. Hidup kita bisa lebih sehat dan mengeluarkan racun/penyakit negatif yang ada pada tubuh dengan hanya meminum air yang sudah di treatment oleh biodisc
kamun air berenergi yang membentuk struktur kristal yang bagus adalah salah
satu therapy kesehatan yang paling baik. Sudah banyak sekali kesaksian-kesaksian dari pengguna biodsic dan air treatmentnya (beberapa kesaksian bahkan menyebutkan air yang sudah di treatment oleh biodisc efeknya lebih bagus daripada air hexagonal yang marak ada di pasaran).
Merupakan penemuan teknologi kesehatan baru dari jerman, dengan menggunakan
teknologi resonansi nano (bagian terkecil dari atom), dengan sertifikasi
prognos, jerman. Biodisc ditemukan oleh dr.Ian Lyons, dengan penelitian yang dilakukan selama 25 tahun sebelum memproduksi biodisc, dr. Ian sudah mencobakan alat ini ke anaknya yang terkena leukimia (kanker darah) dan kondisinya sembuh dengan treatment dalam waktu 13 bulan. Biodisc dapat mengeluarkan energi-energi negatif pada tubuh, dengan menggunakan air putih biasa yang sudah di treatment oleh biodisc sebagai media untuk menyehatkan yang sudah kita biasa minum sehari-hari. Hidup kita bisa lebih sehat dan mengeluarkan racun/penyakit negatif yang ada pada tubuh dengan hanya meminum air yang sudah di treatment oleh biodisc
kamun air berenergi yang membentuk struktur kristal yang bagus adalah salah
satu therapy kesehatan yang paling baik. Sudah banyak sekali kesaksian-kesaksian dari pengguna biodsic dan air treatmentnya (beberapa kesaksian bahkan menyebutkan air yang sudah di treatment oleh biodisc efeknya lebih bagus daripada air hexagonal yang marak ada di pasaran).
2. Qi
Bio Disc (Moving Towards Vitality)
Mineral-mineral alami yang telah direkayasa teknis telah diikat terstruktur dalam gelas, pada tingkat molekular, dengan menggunakan beberapa metode fusi panas tinggi. Kombinasi dari teknik-teknik ini menyebabkan sebuah konversi energi katalis yang menimbulkan resonansi Nano spesifik yang tahan lama dalam Qi Bio Disc. Menyalurkan "Frekuensi Energisasi Nano" ke dalam atau melalui cairan mempengaruhi nano-nano di dalam cairan. Saat nano-nano mineral berinteraksi dengan frequensi tertentu, mereka bertindak sangat berbeda dengan atom aslinya. Energi yang dihasilkan dapat memperbaharui struktur molekul yang terdapat dlm semua cairan. Sebagai contoh: mereka menjadi lebih mudah mendidih, lebih ringan dan membiaskan lebih banyak cahaya. Resonansi asli ini memiliki kemampuan memciptakan struktur molekul dalam semua cairan atau sayur mayur dan juga produk olahan buatan pabrik.
Mineral-mineral alami yang telah direkayasa teknis telah diikat terstruktur dalam gelas, pada tingkat molekular, dengan menggunakan beberapa metode fusi panas tinggi. Kombinasi dari teknik-teknik ini menyebabkan sebuah konversi energi katalis yang menimbulkan resonansi Nano spesifik yang tahan lama dalam Qi Bio Disc. Menyalurkan "Frekuensi Energisasi Nano" ke dalam atau melalui cairan mempengaruhi nano-nano di dalam cairan. Saat nano-nano mineral berinteraksi dengan frequensi tertentu, mereka bertindak sangat berbeda dengan atom aslinya. Energi yang dihasilkan dapat memperbaharui struktur molekul yang terdapat dlm semua cairan. Sebagai contoh: mereka menjadi lebih mudah mendidih, lebih ringan dan membiaskan lebih banyak cahaya. Resonansi asli ini memiliki kemampuan memciptakan struktur molekul dalam semua cairan atau sayur mayur dan juga produk olahan buatan pabrik.
D.
Kendala-Kendala
dalam Pengembangan Teknologi Kedokteran dan Farmasi di Indonesia
Diantara kendala-kendala
dalam pengembangan teknologi kedokteran dan farmasi di Indonesia adalah sebagai
berikut.
1. Pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kefarmasian di
Indonesia masih dapat dikatakan lamban
2. Dana
untuk penelitian alat dan obat baru dan paten memakan biaya yang sangat banyak
3. Kontribusi
kalangan industri farmasi dalam penelitian dan pengembangan iptek di Indonesia
masih kecil
4. Bidang
industri farmasi kurang begitu dilibatkan dalam pengembangan iptek di bidang
kedokteran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di
berbagai tempat terpisah yakni Mesir
kuno, Tiongkok
kuno, India
kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar
tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran
terhadap sains. Hal ini mulai
timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap
berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan
dengan penolakan Copernicus
pada teori astronomi Ptolomeus.
Beberapa tokoh baru seperti Vesalius
(seorang ahli anatomi)
membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti
teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini
terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada
masa itu.
Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan pada
masa kini berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad
ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin
Charcot, Claude
Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di mana
semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran
Barat, herbalisme, humorlasime
Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti
ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada
awal tahun 1900-an (oleh William
Osler, Harvey Cushing).
Ilmuan-ilmuan
yang berjasa dalam bidang kedokteran dan farmasi antara lain adalah Abu
Bakr Ar-Raazi (Bapak Kedokteran), Ibnu
Al-Baitar, Ibnu Sina, dan Al Zahrawi. Contoh penemuan teknologi kedokteran dan
farmasi terbaru adalah teknologi Biodisc dan Qi Bio Disc. Sedangkan
diantara
kendala-kendala dalam pengembangan teknologi kedokteran dan farmasi di
Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kefarmasian di
Indonesia masih dapat dikatakan lamban
2. Dana
untuk penelitian alat dan obat baru dan paten memakan biaya yang sangat banyak
3. Kontribusi
kalangan industri farmasi dalam penelitian dan pengembangan iptek di Indonesia
masih kecil
4. Bidang
industri farmasi kurang begitu dilibatkan dalam pengembangan iptek di bidang
kedokteran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Supratmo, A. 2008. Ilmu
Alamiah Dasar. Jakarta:Rineka Cipta.
http://aplcare.com/menuju-dunia-farmasi-masa-kini.htm
http:// index2.php.htm
http://Teknologi%20Kedokteran%20%C2%AB%20Biodisc.htm
Kesimpulan
Pembahasan Tentang Teknologi Kedokteran dan Farmasi
Oleh:
Kelompok
14 (hamid, faristin, isna)
Ilmu
kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan
besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai
dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh
pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti
Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap
teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya
kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa
itu.
Ilmu
kedokteran yang seperti dipraktekkan pada masa kini berkembang pada akhir abad
ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern,
kedokteran "ilmiah" (di mana semua hasil-hasilnya telah diujicobakan)
menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime Yunani dan semua teori
pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).
Ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam bidang kedokteran
dan farmasi antara lain adalah Abu Bakr Ar-Raazi (Bapak
Kedokteran), Ibnu
Al-Baitar, Ibnu Sina, dan Al Zahrawi. Contoh penemuan teknologi kedokteran dan
farmasi terbaru adalah teknologi Biodisc dan Qi Bio Disc. Sedangkan
diantara kendala-kendala
dalam pengembangan teknologi kedokteran dan farmasi di Indonesia adalah sebagai
berikut.
1.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kedokteran dan kefarmasian di Indonesia masih dapat dikatakan lamban
2.
Dana untuk penelitian alat dan obat baru dan paten
memakan biaya yang sangat banyak
3.
Kontribusi kalangan industri farmasi dalam
penelitian dan pengembangan iptek di Indonesia masih kecil
4.
Bidang industri farmasi kurang begitu dilibatkan
dalam pengembangan iptek di bidang kedokteran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar