Jumat, 01 Juni 2012

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Apa psikologi pendidikan?
         PSIKOLOGI  >< PENDIDIKAN
Con’t
         Psikologi: studi ilmiah tentang prilaku, mental dan jiwa
         Pendidikan: ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan; pengajaran, proses pembelajaran, dll. Proses pengubahan sikap & tingkah laku untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran
         Psikologi 
         pendidikan: cabang ilmu psikologi yang yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam kajian/lingkup pendidikan
Cakupan psikologi pendidikan
ž  Pengetahuan tentang pesikologi pendidikan
ž  Heriditas dan pembawaan sejak lahir
ž  Perkembangan siswa
ž  Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
ž  Pokok bahasan mengenai “situasi belajar” yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun non fisik yang berkaitan dengan belajar siswa
ž  Pokok bahasan mengenai “belajar” yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip dan ciri-ciri khas prilaku belajar siswa dan lain sebagainya
Metode pembelajaran
         Metode ekspreimen
         Metode kuosioner
         Metode studi kasus
         Metode Penyelidi
         Metode observasi naturalistik
Con’t
ž  Metode eksperimen: serangkaian metode percobaan yang dilakukan oleh eksperimenter dalam rangka untuk menggalilebih mendalam tentang siswa
ž  Metode kuosioner: menyebarkan angket untuk mengetahui lebih mendalam tentang siswa dan proses pembelajaran. Ex: latar belakang siswa, karakteristik siswa, perhatian siswa terhadap pelajaran
ž  Metode studi kasus: metode penelitian berangkat dari kasus untuk dianalsis lebih lanjut
ž  Metode observasi : pengamatan secara alami terhadap siswa dan proses pembelajaran, sehingga mampu diketahui kondisi sesungguhnya
Manfaat psikologi pendidikan
ž  Untuk mengetahui kondisi psikologis peserta didik
ž  Untuk mengetahui proses pembelajaran yang nyaman dan menghasilkan yang optimal
ž  Menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman bagi peserta didik
ž   Dll


PROSES PERKEMBANGAN MANUSIA
DEFINISI PERKEMBANGAN
         PERTUMBUHAN >< PERKEMBANGAN
         Pertumbuhan (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah ukuran dan arti pentingnya
         Perkembangan (development):  proses atau tahapan ke arah yang lebih maju
         Sementara M leod menyatakan perkembangan sebagai penambahan yang semakin meningkat, meluas, terkait dengan kepribadian, pikiran, pengetahuan dll.
         Progresive and continous  change in the organism from birth to death
         Growth, perkembangan
         Change in the shape and integration of bodily parts into functional part (perubahan bentuk)
 maturation or appearence of fundamental pattern of unlearned behavior
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Ò  Perkembangn melibatkan adnya perubahan, hal ini selalu ditandai dg hal yg progresif yg bertujuan u/ menyesuaikan diri dg tuntutan lingkungan
Ò  Perkembangan selalu bersifat kontinew. Artinya perkembangan sebelumnya mempengaruhi perkembangan berikuutnya
Ò  Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Ò  Setiap individu memiliki tingkat perkembangan yg berbeda
Dll
Faktor yg mempengaruhi perkembangan
-         Aliran Nativisme
-         Aliran empirieme
-         Aliran konvergensi
         Nativisme (Arthur Schopenhauer): perkembangan manusia sangat ditentukan oleh heriditas (keturunan) yang diwariskan oleh orangtuanya. Ahli psikologi  menyebut aliran ini termasuk aliran yang pesimis
         Empirisme  sangat erat dengan doktrin “tabula rasa” atau lembaran kosong. Jadi aliran ini menganggap bahwa perkembangan manusia sangat di tentukan oleh pengalaman, lingkungannya dan mengabaikan faktor heriditas
         Aliran konvergensi: merupakan gabungan dari dua aliran. Yakni aliran nativisme dan empirisme. Aliran menganggap bahwa perkmbangan manusia ditentuakan oleh dua faktor, yakni keturuna dan proses pembelajaran dalam lingkungan

Faktor penentu perkembangan
         Faktor internal manusia (bakat, potensi dll)
         Faktor eksternal: lingkungan yang ada di sekitarnya (proses penyembuhan, model penyembuhan dll)         
PERKEMBANGAN MASA ANAK SEKOLAH (6-12 tahun)     
 
Ò  Ciri yang menonjol pada masa ini adalah adanya perkembangan sosial yang sangat pesat, yang dicirikan dengan hilangnya sikap egosentris dan beralih pada orientasi sosial.
Ò  Perkembangan lain yang menonjol pada masa ini adalah bidang ketrampilan (psikomotor), seperti ketrampilan untuk menolong dirinya sendiri, menolong orang lain, ketrampilan untuk sekolah, dan terutama ketrampilan yang diperlukan sebagai dasar untuk bermain.
Tugas perkembangan pada anak
Ò  Belajar keterampilan fisik yg diperlukan dalam permainan
Ò  Pengembangan sikap diri secara menyeluruh; mandiri dan melakukan apapu yg terkait dengan dirinya sendiri
Ò  Belajar dengan teman sebaya
Ò  Belajar melakukan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin
Ò  Pengembangan moral. Pada masa ini individu masih dituntut perbuatan yg sesuai dg moral                                                                           

MASA KANAK-KANAK
(USIA 6-12 TAHUN)
Tugas perkembangan pada masa ini adalah:
1. Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk bermain;
2. Membina sikap positif untuk dirinya sendiri;
3. Bergaul dengan teman sebaya sesuai dengan etika moral;
4. Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelamin;
5. Mengembangkan ketrampilan membaca, menulis, dan berhitung;
6. Mengembangkan kata hati, moral yang sesuai dengan norma;
7.  Mencapai kebebasan pribadi dan bertanggung jawab.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
     Pada masa ini, daya pikir anak sudah beralih kearah kongkrit dan rasional (dapat diterima akal). Piaget menyebutnya masa operasional konkrit yaitu masa berakhirnya berpikir khayal dan beralih pada berpikir yang berkaitan dengan dunia nyata (konkrit).
     Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikirnya. Selain itu, anak juga sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan (membaca, menulis, dan berhitung), dan pengetahuan-pengetahuan lain.

     Periode ini ditandai dengan adanya tiga kemampuan baru yaitu:
1.       Memecahkan masalah (Problem solving) yang sifatnya sederhana.
2.       Mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka-angka atau bilangan.
3.       Menghitung ( menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi) angka-angka.
Perkembangan sosial-emosi
     Adanya kesadaran bahwa ungkapan emosi yang berlebihan merupakan sesuatu yang kurang baik dan tidak dapat diterima oleh teman sebaya. Karena itu mereka mulai mengendalikannya dan cenderung mengekspresikan emosi yang menyenangkan.
     Usaha pengekangan terhadap dorongan emosional agar sesuai dengan kehidupan sosialnya, sering menyebabkan anak menjadi gelisah, mudah tersinggung, mudah marah, dan sebagainya.
     Pelampiasan emosi yang terkekang (katarsis) sering ditunjukkan dengan cara menangis keras-keras, sibuk bermain sendiri tanpa memperdulikan larangan, atau perilaku menarik diri (withdrawl) dari kehidupan sosial.
     Pengalaman yang menyenangkan atau menyedihkan pada masa balita dapat membangkitkan emosi anak dan akan dijadikan sebagai model dalam mengekspresikan emosinya.
     Secara sosial lebih banyak bergaul dan bermain dengan teman sebayanya
     Masih ditentukan oleh gaya parenting (pengasuhan otoritatif); mendorong anak mandiri, tetapi masih mengendalikan kendali dan batas-batas dr tindakan anak
PERKEMBANGAN USIA REMAJA
Masa remaja merupakaan masa  yang penuh dengan berbagai  kesulitan, karena itu disebut sebagai masa Storm & drunk, hal ini disebabkan karena:
1.       Cepatnya masa transisi  dari anak-anak ke remaja
2.       Panjangnya masa transisi
3.       Latihan untuk mandiri yang terputus
4.       Tingkat ketergantungan pada oarang tua
5.       Status yang tidak jelas
6.       Tuntutan internal dan eksternal yang menimbulkan konflik
7.       Tingkat realisme & Motivasi yang tinggi untuk mengetahui dan mengenal sesuatu.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
     Pada masa ini, daya pikir remaja berada pada fase operasional formal artinya remaja  sudah mampu berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak.
     Ada lima hal pokok yang berkaitan dengan perkembangan berfikir operasional formal, yaitu:
1.       Cara berfikir remaja berkaitan dengan dunia kemungkinan (word of possibility), hal ini sangat berbeda dengan masa kanak-kanak yang berfikirnya lebih bersifat here & now.
2.       Karena mereka mampu menguji hipotesis, maka muncul kemampuan pada mereka berupa penalaran secara ilmiah.
3.       Para remaja mampu memikirkan masa depan dengan cara merencanakan dan mengeksploresi berbagai kemungkinan.
4.       Mereka mampu melakukan introspeksi diri sebagai akibat adanya kesadaran tentang aktivitas kognitif.
5.       Berfikir operasional formal memungkinkan terbukanya topik-topik baru dan perluasan cara berfikir.




PERKEMBANGAN EMOSI
     Pola perkembangan emosi remaja  sama dengan pola emosi anak-anak, perbedaanya terletak pada bentuk penyebabnya. Pada anak-anak lebih banyak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat material konkrit, sedang pada remaja penyebabnya lebih bersifat abstrak.
     Pelampiasan emosi pada remaja tidak diekspresikan dalam bentuk yang meledak-ledak (menangis berguling-guling) tapi lebih pada gerakan tubuh yang bersifat ekspresif (tidak mau bicara, selalu mengkritik, dsb).
     Kematangan emosi pada remaja biasanya terjadi pada remaja akhir ditandai dengan:
1.       Kemampuan unutk menahan diri untuk tidak melampiaskan emosi di depan umum. Ia akan mempertimbangkan baik buruknya akibat yang ditimbulkan sampai dia menemukan cara yang tepat untuk melampiaskan emosinya.
2.       Kemampuan untuk mengevaluasi keadaan dirinya secara kritis. Ia akan introspeksi terhadap peristiwa atau perlakuan negatif yang terjadi pada dirinya.
3.       Kemampuan untuk menunjukkan suasana hati yang tenang dan stabil. Ia tidak akan mudah lagi terpengaruh oleh teman sebaya, karena apapun yang dilakukannya merupakan hasil pemikiran yang rasional.
PERKEMBANGAN SOSIAL
     Dalam perkembangan sosial remaja adanya dua macam arah gerak yang saling berkaitan, yaitu:
1.     Dorongan untuk memisahkan diri dari orang tua
2.     Dorongan untuk bergaul lebih intens dengan teman-teman sebaya.
     Karakteristik perkembangan sosial pada masa remaja yang paling menonjol diantaranya adalah:
1.    Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan. Karena itu maka ciri yang menonjol dari masa      remaja adalah masa berkembangnya sosialisasi.
2.    Adanya upaya untuk memilih nilai-nilai sosial. Ketika dihadapkan pada nilai yang berbeda ada dua kemungkinan yang terjadi pada remaja yaitu mereka menyesuaiakan atau tetap pada pendiriannya.
3.     Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis.
4.     Mulai memilih pada karier tertentu meskipun masih mengalami kesulitan dalam memutuskan.
PERKEMBANGAN MORAL
     Perkembangan moral pada remaja telah mencapai tahap moralitas hasil interaksi seimbang yaitu adanya internalisasi nilai moral dari orangtuanya dan masyarakat sekitar.
     Pada akhir masa remaja perkembangan moral remaja berada pada tingkat pasca-konvensional sering juga disebut sebagai tingkat otonom, dimana pada masa ini kehidupan dan perilaku moral dipandang sebagai penerimaan tanggung jawab pribadi atas dasar prinsip yang dianut.
     Pada akhir masa remaja terdapat lima perubahan yang dapat dilukiskan sebagai berikut:
1.       Pandangan moral menjadi abstrak, manifestasi dari ciri ini adalah perilaku remaja yang suka saling menasehati sesama temannya.
2.       Pandangan moral sering terpusat pada apa yang benar dan apa yang salah. Masalah keadilan merupakan masalah yang menarik dan merupakan kekuatan moral sehingga mereka menjadi antusias terhadap reformasi sosial.
3.       Pertimbangan moral semakin mendasarkan diri pada pertimbangan kognitif.
4.       Perubahan dari egosentris menjadi sosiosentris.
5.       Penilaian moral secara psikis menjadi semakin mendalam, sehingga bisa menjadi sumber emosi dan terkadang menimbulkan ketegangan psikologis.




Tidak ada komentar: