Jumat, 01 Juni 2012

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Pengertian Bimbingan dan Konseling
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
      Pemerintah tentunya memiliki tujuan mengapa di sekolah diperlukan guru Bimbingan dan Penyuluhan. Adapun tujuan bimbingan dan penyuluhan pada hakikinya sama dengan tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Bimbingan dan penyuluhan itu merupakan proses pemberian bantuan yang ditujukan agar anak didik mampu memahami diri, mengenal lingkungan, dan mampu merancang masa depannya.
 
       Seorang anak didik dikatakan memiliki kemampuan memahami dirinya bilamana yang bersangkutan menunjukan kemampuan yang tinggi terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, bakat dan minatnya, serta karakteristik pribadi lainnya. Sedangkan kemampuan pengenalan anak didik terhadap lingkungan diindikasikan oleh kemampuannya dalam mengenal lingkungan dan fasilitas yang ada di sekolah, di rumah dan di masyarakat, serta kemampuannya memanfaatkan lingkungan tersebut secara optimal bagi kemajuan belajarnya. Sementara itu, bilamana anak didik memiliki kemampuan di dalam merancang masa depannya, bila yang bersangkutan menunjukan kemampuannya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada sesuai dengan karakteristik pribadi serta peluang yang ada, serta memiliki kemampuan di dalam pengambilan keputusan yang tepat.

        Jadi, sejalan dengan pengertian bimbingan dan penyuluhan itu sendiri, upaya bimbingan dan penyuluhan ditujukan agar anak didik mengenal dan menerima diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan dinamis serta mampu mengambil keputusan, mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkannya di masa depan.
1.2.  Rumusan Masalah
1.2.1.   Sebutkan Lima definisi tentang konsep dasar bimbingan menurut para ahli?
1.2.2.      Jelaskan fungsi bimbingan?
1.2.3.      Jelaskan  tujuan bimbingan?
1.2.4.      Jelaskan jenis-jenis bimbingan?
1.2.5.      Jelaskan prinsip bimbingan?
1.2.6.      Beberapa jenis layanan dalam masyarakat?

1.2.Tujuan
1.2.1.     Mengetahui Lima definisi tentang konsep dasar bimbingan menurut para ahli
1.2.2.     Mengetahui  fungsi bimbingan
1.2.3.     Mengetahui  tujuan bimbingan
1.2.4.     Mengetahui jenis-jenis bimbingan
1.2.5.     Mengetahui prinsip bimbingan
1.2.6.     Mengetahui jenis layanan dalam masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1. Lima definisi tentang konsep dasar bimbingan menurut para ahli
Bimbingan menurut para ahli:
1.     Stoop dan walquits mendefinisikan bimbingan adalah: proses yang terus-menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat.[1]
2.     Dr. Syaiful sagala (2009) bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan dalam bentuk bimbingan.[2]
3.     Tolber bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari.[3]
4.     Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
5.     Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
2.2.2. Fungsi Bimbingan
  • Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
  • Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
  • Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
  • Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
  • Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
  • Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
  • Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
  • Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
  • Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
  • Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
2.2.3.  Tujuan Bimbingan
a.      Merencanakan kegiatan penyelesaian study, perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang akan datang
b.     Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
c.      Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya.
d.     Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam study, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka mereka harus mendapatkan kesempatan untuk :
a.      Mengenal dan memahami potensi, kekuatan serta tugas-tugasnya
b.     Mengenal dan memahami potensi-potensi yang ada di lingkungannya
c.      Mengenal dan menentukan tujuan, rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut
d.     Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
e.      Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, lembaga tempat bekerja dan masyarakat
f.      Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungan
g.     Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat, teratur dan optimal
2.2.4. Jenis-Jenis Bimbingan
Adapun Jenis-jenis bimbingan dan konseling adalah:
1.      Bimbingan Studi/ Akademik (Academic Guidance)
Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institut pendidikan. Suatu program bimbingan di bidang belajar (akademik) akan memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Orientasi kepada siswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum, pengajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat.
2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah, baik secara individu maupun secara kelompok.
3. Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan lain-lain.
Tujuan Bimbingan Karier diantaranya: 
a.    Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
b.   Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat 
c.    Memiliki keterampilan belajar yang efektif. 
d.   Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
e.    Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
f. Memiliki keterampilan membaca buku. 

2.      Bimbingan  Pribadi  dan  Sosial  (Personal and Social Guidance).
Bimbingan pribadi sukar sekali terpisah dari bimbingan sosial atau sebaliknya, karena masalah pribadi biasanya tidak terlepas dari masalah sosial.
Dikatakan sebagai bimbingan pribadi, jika penekanan bimbingan lebih pada usaha menangani masalah-masalah pribadi.Sedangkan bimbingan sosial penekanannya lebih pada penanganan masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh individu.
Masalah-masalah pribadi dalam lingkup sekolah umumnya bercikal bakal dari dalam pribadi individu yang berhadapan dengan situasi lingkup sekitarnya.
Peserta didik sekolah menengah khususnya kerap kali menghadapi masalah seperti ini.Mereka dalam masa pubertas ataupun adolescent dengan adanya perubahan-perubahan pesat dalam aspek-aspek psikis, fisiologis dan sosiologis yang dihadapi mereka.
Masalah-masalah sosial yang juga kerap dihadapi oleh individu dalam hubungannya dengan individu lain atau dengan lingkungan sosialnya. Masalah itu dapat timbul karena kekurangmampuan individu untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya, atau lingkungan sosial itu sendiri yang kurang sesuai dengan keadaan dirinya.
Bimbingan pribadi dan sosial di lain pihak tidak lain adalah seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial dengan memilih jenis-jenis kegiatan sosial yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya.

3.     Bimbingan Karir atau Bimbingan Jabatan (Vocational Guidance).
Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang.
Bimbingan karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan, tetapi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu bimbingan agar seseorang dapat memasuki kehidupan, tata hidup dan kejadian dalam kehidupan, dan mempersiapkan diri dari kehidupan sekolah ke dunia kerja.
Di samping itu, bimbingan jabatan memiliki kisaran usaha bimbingan kepada peserta didik dalam jasa pertimbangan akan bekerja atau tidak, dan jika perlu segera bekerja, baik part-time maupun full-time, memiliki lapangan kerja yang cocok dengan ciri-ciri pribadi, individu menentukan lapangan pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bimbingan karir merupakan suatu program yang disusun untuk membantu perkembangan peserta didik agar mengerti akan dirinya, mempelajari dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman yang akan membantu dalam membuat keputusan dan mendapatkan pekerjaan. (Drs. Ruslan A. Gani. Bimbingan Karir. 1987. Angkasa. Bandung)
Tujuan Bimbingan Karier diantaranya: 
1.     Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan. 
2.     Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan. 
3.     Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
4.     Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan. 
5.     Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir. 
6.     Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.
7.     Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
8.     Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dengan pekerjaan.
2.2.5. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Penyuluhan

1.   Pengertian Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulaan dengan satu cara tertentu melahirkan hal –hal lain, yang keberadaanya tergantung dari pemula itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoritik dan teori lapangan yang terarah yang digunakan sebagai pedoman-pedoman dalam pelaksanaan yang dimaksudkan. (Halaen,2002: 63 )
Prinsip bimbingan dan Konseling menguraikan tentang pokok – pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan : ”Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.” Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi peyelengaran pelayanan.
Yang mana prinsip tersebut berasal dari kajian filosofis, hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks social budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Misalnya Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa:
a. Bimbingan  didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan-kebaikan, mempunyai potensi dan pendidikan yang mampu membantu sianak memanfaatkan potensinya itu.
b. Bimbingan didasarkan pad ide bahwa setiap anak adalah unik, seseorang anak berbeda dari yang lain.
c Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka menjadi pribadi yang sehat.
d.Bimbingan merupakan usaha untuk membantu mereka yang memerlukan.
e.Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan latihan-latihan khusus.

2.      Macam – macam prinsip bimbingan dan konseling
Prayitno dkk, dalam bukunya yang berjudul “ Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah” (1997), menjelaskan konsep prinsip-prinsip bimbingan sebagai berikut :
1.     Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan.
a)     Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
b)     Bimbingan berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
c)     Bimbingan dan konseling yang memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.
d)     Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama pada perbedaan individu yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2.     Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu.
a)     Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaiannya di rumah, sekolah, serta kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b)     Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaannya merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
3.     Prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan.
a)       Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dengan program pendidikan.
b)      Program bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
c)       Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang paling rendah sampai tertinggi.
4.     Prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan.

Tidak ada komentar: