perkembangan bahasa pada anak
A.
Pendahuluan
Pengertian perkembangan bahasa pada anak
1.
Perkembangan
bahasa pada anak adalah suatu pola pengembangan secara gradual atau bertahap,
yang akan mempengaruhi kemajuan perkembangan linguistic kanak-kanak pada suatu
kecepatan yang mantap, yang meningkat sedikit demi sedikit setiap hari. (Hanry
Guntur Tarigan)
2.
Perkembangan
bahasa setiap anak berbeda, dimana bahasa akan munjul dalam waktu yang berbeda,
dalam budaya yang berbeda, dan hal tersebut akan membawa perbedaan yang sangat
besar pada kemampuan anak berbahasa. (Leo Idra Arina, dkk, 2000:32)
3.
Perkembangan
bahasa pada anak adala proses pemerolehan bahasa yang alami kanak-kanak sejak
lahir sapai kira-kira menjelang usia sekolah. (Abdul Chaer, 2003:221)
B.
Pemerolehan
fonologi pada anak
Pemerolehan
fonologi pada anak meliputi kemampuan anak menghasilkan bunyi-bunyi bahasa yang
berupa vocal dan konsonan walaupun belum dalam bunyi yang sempurna. Bunyi-bunyi
tersebut terjadi secara bertahap
1.
Pada
usia 6 minggu, anak menghasilkan bunyi-bunyi yang mirip bunyi vocal dan
konsonan
2.
Pada
usia 8-20 minggu, anak berada pada tahap mendekut (cooing);
3.
Pada
usia 6 bulan, anak mencampur bunyi konsonan dan vocal (babbing/celotehan);
4.
Pada
usia 2 tahun, anak melafalkan sebuah dengan konsonandi akhir kata tidak
dilafalkan;
Contoh: mi mi,
pa pa, ma ma, tata, kaka
C.
Pemerolehan
morfologi pada anak
Pemerolehan
morfologi pada anak adalah pemerolehan bentuk morfem pada anak, baik morfem
bebas dalam bentuk kata, maupun dalam bentuk morfem terkait. Namun pemerolehan
tersebut sering berupa morfem bebeas berupa bentuk dasar. Beberapa ahli
menyatakan pendapatnya mengenai hal tersebut.
1.
Bloom
dan Tardif (Darjowijojo, 2005:259). Bahwa mengatakan kelas kata kerja diperoleh
lebih awal dari pada kelas kata lainnya, dan frekuensi penggunaannya juga lebih
tinggi.
2.
Gentner
(Darjowijojo, 2005:259). Menyatakan bahwa kata benda diperoleh lebih awal dari
pada kata kerja dan freuensinya pun lebih tinggi.
3.
(Darjowijojo,
2005:568). Menyatakan pendapatnya berdasarkan penelitiannya, bahwa selama lima
tahun pemerolehan leksikan anak didominasi oleh kata benda, diikuti kata kerja
pada urutan kedua, kata sifat pada urutan ketiga, serta kata tugas pada urutan
berikutnnya.
Contoh: Kata
benda: susu, mobil, baju, kata kerja: makan, beli, baca, kata sifat: enak,
baik, cantik, jelekKata tugas: si, yang, di, ke
D.
Pemerolehan
sintaksis pada anak
Pemerolehan sintaksis pada anak adalah memperoleh unsure bahasaa
pada anak yang meliputi frase, klausa, dan kalimat, beserta intonasinya. Khususnya
dalam ujian dua kata (UKD) pada anak telah menunjukkan bahwa anak telah
menguasai kelas kata sederhana dan mampu secara kreatif memvariasikan
fungsinya.
Contoh: ini ikan, aku mau bobo
(tidur), minta minum, ikan gede
Perkembangan
pemerolehan sintaksis meningkat pesat pada waktu anak menjalani usia 2 tahun,
yang mencapai puncaknya pada akhir usia 3 tahun. Tahap perkembangan sintaksis
secara singkat terbagi dalam:
Masa pra-lingual, sampai usia 1 tahun
Kalimat satu kata, 1-1,5 tahun
Kalimat rangkaian kata, 1,5-2 tahun
Konstruksi sederhana dan kompleks, 3 tahun.
Lewat usia 3 tahun anak mulai menanyakan hal-hal yang abstrak
dengan kata tanya “mengapa”, ”kapan”. Pemakaian kalimat kompleks dimulai
setelah anak menguasai kalimat empat kata sekitar usia 4 tahun.
Pemerolehan Sintaksis
Banyak pakar pemerolehan bahasa menganggap bahwa pemerolehan
sintaksis dimulai ketika kanak-kanak mulai dapat menggabungkan dua buah kata
atau lebih (lebih kurang ketika berusia 2:0 tahun). Oleh karena itu,
ada baiknya diikutsertakan dalam satu teori pemerolehan sistaksis.
Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan mengucapkan
satu kata, kata ini sebenarnya kalimat penuh tetapi karena dia belum dapat
mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil ujaran satu kata (USK)
dari kalimat itu contohnya anak yang mengatakan bi untuk
kata mobil bisa bermaksud untuk mengatakan:
Ma, itu mobil
b. Ma, ayo kita ke mobil
Sedangkan ujaran untuk dua kata (UDK) adalah kata yang di ujarkan
echa pada waktu dia berumur 1;8 (Dardjowidjo 2000: 146):
liat tuputupu maksudnya ayo lihat kupu-kupu
etsa nani maksudnya echa mau nyanyi.
Berikut ini ada beberapa teori tentang pemerolehan sintaksis yaitu:
Teori bahasa Pivot
Kajian mengenai pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak dimulai oleh
Brane (1963), Bellugi (1964), Brown dan Fraser (1964), dan Miler dan Ervin.
Menurutnya ucapan dua kata kanak-kanak terdiri dari dua jenis kata menurut
posisi dan frekuensi munculnya kata-kata itu dalam kalimat. Kedua jenis
kata ini kemudian dikenal dengan nama kelas pivot dan kelas terbuka.
Berdasarkan kedua jenis kata ini lahirlah teori yang disebut teori tata bahasa
pivot.
Teori hubungan Tata bahasa nurani
Tata bahasa generatif transformasi dari Chomsky (1957-1965) sangat
terasa pengaruhnya dalam pengkajian perkembangan sintaksis
kanak-kanak. Menurut chomsky hubungan-hubungan tata bahasa tertentu
seperti “ subject – of, predicate – of, dan direct object –
of” adalah bersifat universal dan dimiliki oleh semua bahasa yang ada di
dunia ini.
Berdasarkan teori Chomsky tersebut, Mc. Neil (1970) menyatakan
pengetahuan kanak-kanak mengenai hubungan-hubungan tatabahasa universal ini
bersifat "nurani". Maka itu akan lansung mempengaruhi pemerolehan
sintaksis kanak-kanak sejak tahap awalnya. Jadi, pemerolehan sintaksis
ditentukan oleh hubungan-hubungan tatabahasa universal ini.
Teori hubungan tata bahasa dan informasi situasi
Sehubungan dengan teori hubungan tata bahasa nurani, Bloom (1970)
mengatakan bahwa hubungan hubungan tata bahasa tanpa merujuk pada informasi
situasi (konteks) belumlah mencukupi untuk menganalisis ucapan atau bahasa
kanak-kanak.
Teori kumulatif kompleks
Teori ini dikemukakan oleh Brown (1973) berdasarkan data yang
dikumpulkannya. Menurut Brown, urutan pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak
ditentukan oleh kumulatif kompleks semantik morfem dan kumulatif kompleks tata
bahasa yang sedang diperoleh. Jadi, sama sekali tidak ditentukan oleh frekuensi
munculnya morfem atau kata-kata itu dalam ucapan orang dewasa. Dari tia orang
kanak-kanak (berusia dua tahun) yang sedang memperoleh bahasa inggris yang
diteliti Brown ternyata morfem yang pertama kali dikuasai adalah
progressive-ing dari kata kerja, padahal bentuk ini tidak sering muncul dalam
ucapan-ucapan orang dewasa.
Setelah progressive-ing baru muncul kata depan in, kemudian on, dan
diikuti oleh bentuk jamak, ’s. Sedangkan artikel The dan a yang lebih sering
muncul dalam ucapan-ucapan orang dewasa baru muncul pada tahap ke 8. urutan
perkembangan sintaksis yang dilaporkan oleh Brown hampir sama dengan urutan
perkembangan hubungan-hubungan sintaksis yang dilaporkan oleh sejumlah pakar
lain (simanjuntak 1987).
Teori pendekatan semantik
Teori pendekatan semantik ini menurut Greenfield dan Smith (1976)
pertama kali diperkenalkan oleh Bloom. Dalam hal ini Bloom (1970)
mengintegrasikan pengetahuan semantik dalam pengkajian perkembangan sintaksis
ini berdasarkan teori generatiftransformsinya, Chomsky (1965).
Salah satu teori bahasa yang didasarkan pada komponen semantik
diperkenalkan oleh Fillmore (1968)yang dikenal dengan nama tata bahasa kasus
(case grammar). Teori ini telah digunakan oleh Bowerman dan Brown (1973)
sebagai dasar untuk menganalisis data-data perkembangan bahasa