Prosa dan Puisi pada Masa Islamy
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Secara sosiologis sastra merupakan
refleksi lingkungan budaya dan merupakan satu teks dialektis antara pengarang
dan situasi sosial yang membentuknya atau merupakan penjelasan suatu sejarah dialektik
yang dikembangkan dalam karya sastra. Sehubungan dengan ini sering dikatakan
bahwa syair merupakan antologi kehidupan masyarakat Arab (Diwan al-`Arab)
(Khafajy, 1973:195). Artinya, semua aspek kehidupan yang berkembang pada masa
tertentu tercatat dan terekam dalam sebuah karya sastra (syair)
Menyebarnya sastra arab sangat erat kaitannya dengan
bersinarnya islam secara luas ke berbagai belahan dunia terutama pada abad ke 7
hijriah, hal ini dikarenakan ia adalah bahasa Al-Qur’an yang mulia. Bahasa yang
indah ini menyebar ke berbagai penjuru timur dan barat, sehingga sebagian besar
peradaban dunia pada masa itu sangat terwarnai oleh peradaban Islam. Mereka
yang berperan mengembangkan sastra arab pada masa kejayaan islam berasal dari
berbagai suku bangsa, diantara mereka berasal dari Jazirah Arab, Mesir, Romawi,
Armenia, Barbar, Andalusia dan sebagainya, walau berbeda bangsa namun mereka
semua bersatu diatas Islam dan Bahasa Arab, mereka berbicara dan menulis karya
sastra serta berbagai kajian keilmuan lainnya dengan Bahasa Arab .
Dan
tidaklah Allah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran melainkan karena
ia adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Sesungguhnya
Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.”(Yusuf
: 2). Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman, “Dan sesungguhnya Al-Quran
ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam ,dia dibawa turun oleh Ar
ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang
di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas“(Asy
Syu’ara:192-195).
BAB II
FASE ISLAM DAN UMAWY
2.1. Definisi masa Shadr Islam dan Masa Umayyah
Masa
atau fase munculnya sastra islam yaitu sejak islam dating ke jazirah arab
hingga berakhirnya masa bani umayyah, yaitu sekitar 610-6661 M. Fase ini juga
di kenal sebagai masa atau fase kepemimpinan nabi Muhammad saw dan masa khulafa
al rasyidin.
Ketika
islam datang ke bumi jazirah arab, ini menandakan bahwa datangya islam turut
mewarnai segala aspek kehidupan manusiapada saat itu baik dari segi sosial
kemasyarakatan, agama, budaya, pemikiran, bahkan karya-karya sastra yang
dihaslkan nuansa nilai-nilai islam.
Sedangkan
masa umayyah di mulai pada tahun 41H/661M – 132H/749M. dinasti umayyah
didirikan oleh Umayyah Ibn ‘Abd Asy-Syams. Para khalifah-khalifah bani umayyah
adalah:
1. Muawiyyah
ibn Abi Sufyan, 662-684 M
2. Yazid
ibn Muawiyah, 679-682 M.
3. Muawiyah
II ibn Yazid memerintah sekitar 1 bulan.
4. Marwan
ibn Al Hakam, 682-684 M
5. Abdul
Malik ibn Marwan, 684-705 M
6. Al
Walid ibn Abdul Malik, 705-714 M
7. Sulaiman
ibn Abdul Malik 714-717 M
8. Umar
ibn Abdul Aziz 717 -719 M
9. Yazid
ibn Abdul Malik 719-724 M
10. Hisyam
ibn Abdul Malik 724-743 M
11. Al
Walid ibn Yazid, 743-744 M
12. Yazid
ibn al Walid 744-745 M
13. Ibrahim
ibn al Walid memerintah sekitar 1 bulan
14. Marwan
ibn Muhammad, 745-749 M
2.2.
KEADAAN DAN KONDISI MASA SHADR ISLAM DAN
MASA DINASTI UMAYYAH
ada
masa ini, Nabi Muhammad saw berhasil menegakkan syariat-syariat islam pada
segala aspek kehidupan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kondisi
Agama
Orang
arab jahiliyah bermacam-macam agama diantaranya adalah: Yahudi, masehi,
sebagian dari mereka menyembah berhala, batu, bintang –bintang, sebagian lain
beragama Majusi: (penyembahan pada api), beragama al Dhahriyah yaitu, mereka
yang mengingkari adanya hari akhirat dan hari kebangkitan, dan juga golongan
yang beriman pada Tuhan yang baik dan Tuhan yang buruk.
Ketika
islam datang, islam mengajak kseluruh umat manusia untuk memeluk agama yang
satuyang beriman keppada Allah swt. Penciptaan alam semesta pada periode ini
tampak rasa religious masyarakat masa Bani Umayyah mereka belajar alquran serta
hadist rasul, yang intinya pada saat ini mereka
benar-benar berusaha menjalankan syariat islam. Sehinngga dalam lingkup
penyair banyak yang condong untuk meninggalkan puisi dan memilih hanya
beribadah kepada Allah swt.
Pada
masa dinasti Umayyah, kita dapat menemukan cikal bakal gerakan-gerakan
filosofis keagamaan yang berusaha menggoyahkan pondasi agama Islam. Pada paruh
pertama abad ke-18, di Bashrah hidup seorang tokoh terkenla bernama Wasil ibn
Atho’ (w.748), seorang pendiri mandzhab rasionalisme kondang yg disebut
Mu’tazilah. Orang mu’tazilah (pembelot, penentang) mendapat sebutan itu karna
mendakwahkan ajaran bahwa siapapun dosa besar dianggaip telah keluar dari
barisan ornag beriman,tapi idak menjadikannya kafir, dalam hal ini orang
semacam itu berada dalam kondisi pertengahan antara kedua status itu.
Kelompok
kedua yaitu Qodariyah. Orang Qodariyah adalah madzhab filsafat Islam paling
awal, dan besarnya pengaruh pemikiran meraka bissa disimpulkan dari kenyataan
bahwa dua khlifah Umayyah, Muawwiyah II, dan Yazid III,merupakan penigukut
Qodariyah.
Kelompok
ketiga adalah kelompok Khawarij. Khawarij merupakan sekte politik keagamaan
paling awal. Sekte lainnya yang mencul pada masa dinasti Umayyah adalah
Murji’ah. Kelompok lainnnya,yaitu Syi’ah, merupakan salah satu dari dua kubu
Islam pertama yang berbeda pendapat dalam persoalan kekholifahan.(Hitti,
2006:306-309)
b. Kondisi
sosial
Ketika
Islam datang, islam meletakkan syari’at islam dalam tataran social kemsyarkatan
seperti hal tentang hal pernikahan, percerain, jual-beli, muamalah atau
bagaimana etika bergaul dengan para budak, wanita dan ahli dzimmi. Selain itu
pada masa ini juga terjadi ekspansi/penklukan-penaklukan yang kemudian
bergabung dan bercampurlah bangsa-bangsa arab dengan bangsa lain.
Selama
masa kekholifahan dinasti Umayyah, kondisi social dalam keadaan damai dan adi,
meskipun system pemerintahan tidak berjalan demokratis. Kendatipun bagsa arab
diseluruh imperium, kehiduupan muslim non-arab tidak mengalami kesulitan.
Mereka hidup damai dan baik. Mereka menikmati kewajiban dan hak yang sama dalam
kehidupan Negara. Para Kholifah melindungi gereja, ketedral, candi, siangog dan
tempat suci-suci lainnya, bahkan semua tempat peribadatan yang rusak dibangun
kembali dengan dana yang dikeluarkan dari kas Negara.
Disamping
kebebasan beragama, orang non-muslim juga menikmati kebebasan peradilan, hakim
dan hukum. Mereka dibebaskan menggunakan yuriksi mereka sebagimana diatur oleh
pemimpin agama mereka sendiri.
c. Kondisi
Politik
Pada
bidang ini awalnya bangsa arab jahiliyah tidak memiliki system kepemimpinan,
sehingga hidup mereka bebas tanpa ada aturan yang melingkupi dan mengatur
segala bentuk kehidupan perbuatan yang akan dan telah mereka lakukan. Akan
tetapi ketika islam datang, Rasullah saw membuat system kepemimpinan yang dia
pimpin untuk menyatukan seluruh bangsa arab dalam satu kekuatan yang besar dan
kuat dibawah panji/bendera islam. Pada bidang ini, rasullah menetapkan
Al-qur’an sebagi undang-undang Negara yang wajib ditaati pada masa itu.
Pada
masa Umayyah muncul lah partai-partai politik. Pada masa ini dipicu oleh
peristiwa arbitrase yang dilakukan dalam perang Siffin dan berlanjut dengan
peristiwa-peristiwa lain. Zainal Abidin[2], mencatat
empat partai yang eksis pada masa ini. 1) Partai Umawy, 2) Partai Aly, 3)
Partai Khowarij, dan 4) Partai Zubair mereka adalah pengikut Abdullah bin
Zubair yang keluar dari pemerintahan umawiyyah pada masa Yazid bin Mu’awiyah
dan mendirikan khilafah sendiri, akan tetapi partai ini paling pendek umurnya,
dengan terbunuhnya Abdullah pada masa Abdul Malik bin Marwan. Sementara di
bidang agama juga terjadi perpecahan yang dikenal dengan aliran ilmu kalam,
yaitu Qodariyah, Jabbariyah, Mu’tazilah dsb. Baik partai politik maupun aliran
keagamaan yang tumbuh pada masa ini memiliki para penyair dan orator yang
membela keyakinan mereka dan membalas serangan para pesaingnya.
d. Kondisi
Ekonomi
Pada
awal islam ini terjadi perluasan wilayah/penaklukan-penaklukan di
daerah-daerah. Hal ini secara tidak langsung membuat pra tentara mendapatkan
fa’I(harta rampasan perang) yang melimpah. Keberadaan ini cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup orang-orang Arab secara berkecukupan.
Sedangkan
masyarakat di era BAni Umayyah banyak mengandalkan perniagaan mereka antara
daerah, selain itu juga mereka banyak mendapatkan fa’i dari pemerintah,
sehingga secara ekonomi mereka merasa berkecukupan.
e. Kondisi
Sastra
Kelahiran
Islam di tanah Arab membawa pengaruh besar terhadap corak kesusastraan arab,
diantaranya ialah sebagai berikut:
a) Penghapusan
sebagian corak kesusastraan Arab Jahiliyah.
b) Menciptakan
suatu corak baru yang sesuai dengan Islam
c) Mengembangkan
sebagian corak lama yang sesuia dengan Islam
Adapun
yang dihapus oleh Islam seperti puisi yang berupa mantra yang digunakn oleh
dukun. Dan corak baru yang diciptakan oleh islam ialah timbulnya macam-macam
cabang tat perturan dan undang-undang baik dalam syari’at Islam maupun dibidang
bahasa sendiri seperti timbulnya ilmu balaghoh,nahwu,ilmu arud,dll.
Sedangkan
corak lama yang dikembangkan oleh Islam adalah bidang puisi dan khutbah karna
kedua macam corak ini sangat besar jasanya dalam membantu meluaskan penyiaran
dakwah Islam kepada seluruh bangsa arab, karna bangsa arab sangat gemar dalam
bidang ini.
Selain
itu ada beberapa factor lain dari pengaruh islam terhadap bangsa arab,
diantaranya adalah:
a) Berkembangnya
pemakaian bahasa arab dikalangan ummat Islam
b) Meluasnya
pembendaharaan bahasa arab
c) Bahasa
arab bertambah halus.
d) Bertambah
tinggi nilai satranya
2.3.PENGARUH
TURUNNYA AL-QUR’AN TERHADAP PERKEMBANGAN
BAHASA ARAB DAN SATRANYA
Sastra
Arab memasuki babak baru sejak agama Islam diturunkan di Jazirah Arab yang
ajarannya disampaikan melalui Alquran. Kitab suci umat Islam itu telah memberi
pengaruh yang amat besar dan signifikan terhadap bahasa Arab. Bahkan, Alquran
tak hanya memberi pengaruh terhadap sastra Arab, namun juga terhadayaan
kebudayaan secara keseluruhan.
Bahasa
yang digunakan dalam Alquran disebut bahasa Arab klasik. Hingga kini, bahasa
Arab klasik masih sangat dikagumi dan dihormati. Alquran merupakan firman Allah
SWT yang sangat luar biasa. Terdiri dari 114 surat dan 6666 ayat, Alquran
berisi tentang perintah, larangan, kisah, dan cerita perumpamaan itu begitu
memberi pengaruh yang besar bagi perkembangan sastra Arab.
Dan
datangnya Islam juga turut mewarnai keberadaan khazanah kesustraan arab yang
muncul pada saat itu. Al-qur’an dan Hadist Rosul memiliki peranan penting yang
juga turut mewarnai keberadaan satra yang berkembang pada saat itu. Berikut ini
beberapa pengaruh Al-qur’an terhadap satra:
a) Sebagai
pendorong pada semua materi sastra arab dan nashnya, baik puisi atau prosa.
b) Para
satrawan banyak menukil pola-pola baru dalam pemikiran, gambaran, serta
ungkapan dengan apa yang disalin dari ayat-ayat Al-qur’an.
c) Menjadi
sebab dalam perkembangan ilmu-ilmu balagoh (bayan, badi’, ma’ani).
d) Memotivasi
para peneliti sejarah klasik baik yang berkenaan dengan cerita-cerita ummat
terdahulu ataupun cerita-cerita nabi.
Kondisi-kondisi
yang terjadi pada periode ini secara tidak langsung juga mempengaruhi kehidupan
atau kondisi sastra. Pengaruh ini meliputi pertumbuhan puisi dan prosa.
Sehingga dengan muncuulnya beberapa golongan dalam Islam seperti,syi’ah,
khowarij, pengikut Abdullah ibn Zubair ddl, hal yang demkian itu menyebabkan
puisi pada masa itu justru menjadi penyambung lidah sesuai dengan tujuan dari
tiap-tiap golongan tersebut.
Dan
diantra factor-faktor perkembangan sastra pada masa shadr islam ialah
1. Pengaruh
Al-qur’an terhadap bahasa arab
Diatara
pengaruh Al-qur’an terhadap bahsa arab ialah:
a. Menjga
bahasa arab dari kemusnahan dan menjamin keabadian bahasa arab
b. Mempersatukan
lahjah arab dalam lahjah Quraisy
c. Memperluas
aturan-aturan Al-qur’an dengan menggunakannya sebagian lafadz-lafadz islam,
seperti mukmin, kafir, munafiq, puasa, zakat,dsb.
d. Mensucikan
lafadz-lafadz dan susunan Al-qur’an
e. Al-qur’an
sebagai sebab dalam penyebaran bahasa arab dinegara-negara yang ditaklukkan
kaum muslimin.
f. Al-qur’an
sebagi sebab dalam pengembangan ilmu-ilmu bahasa,seperti nahwu, sorrof dan
ilmu-ilmu syari’at, seperti tafsir, fiqh, dan tauhid.
2. Pengaruh
Hadist terhadap bahasa arab
Diantara
pengaruh Hadist terhadap bahasa arab adalah:
a. Para
ahli tafsir bersandar pada Hadist-hadist Rasul dalam menafsirkan kalammullah
dan dalam mengambil hokum syari’ah
b. Menemukan
bahasa, baik dari segi pemikiran ataupun lafadz-lafadz yang baru.
c. Terpengarunya
susunan dan gambaran para ahli pidato dan penulis serta penyair dengan apa yang
mereka salin dari Hadist nabi.
BAB III
PUISI DAN PROSA
3.1. Contoh Puisi pada masa Islami
beserta Penyairnya
Diantara
penyair-penyair yang muncul pada masa permulaan Islam adalah sebagai berikut:
1. Ka’ab
Ibn Mallik al-Anshari
Puisi
Ka’ab termasuk puisi yang bagus, kasidah-kasidahnya banyak menceritakan tentang suasana perang. Berikut
ini adalah puisi Ka’ab ketika ia menyaksikan kejadian di Bi’ru Ma’umah
تركتم
جاركم لبني سليم مخاقة
حربهو عجزا وهونا
فلو
حبلا تناول من عقيل لمد
بحبلها حبلا متينا
أو
القرطاء ما إن أسلموا وقد
ما ما وفوا إذ لا تنونا
Kamu meninggalkan tetanggamu Bani
Salim, karena takut akan perang yang melemahkan dan menghinakan.
Walau tali melilit pada para
pemimpin, untuk mengulurkan tali yang kuat.
Atau Qirtho’ bila ia tidak masuk
Islam, dan mengajukan suatu kelengkapan apabila tidak datang. (Al-Nadwa,
1995:95-96).
2. Abdullah
Ibn Rawahah
Berikut adalah puisi
ketika Abdullah Ibn Rawahah keluar untuk mengikuti perang Mut’ah:
لكنني
أسأل الرحمن مغفرة وضربة ذات فزع تقذف الزبدا بحربة تنفذ الأحشاء والكبدا
أو طعنة
بيدي حران مجهزة ياأرشد الله من فاز و قد رشدا حتي يقولوا إذا مروا على جدث
Akan tetapi aku memohon ampunan
pada Dzat Yang Maha Pengasih, untuk melenyapkan rasa ketakutan yang berlebih
bagaikan buih. Atau tikaman dengan tanganku yang ingin menembus isi perut dan
hati. Hingga jika ada yang melewati makamku. Mereka akan berkata: wahai orang
yang mencari petunjuk barangsiapa yang menang maka ia benar-benar telah
mendaptkan petunjuk. (Al-Nadwa, 1995:449).
3. Hasan
Ibn Tsabit
Berikut
ini dalah puisi Hasan Ibn Tsabit setelah masuk Islamadlah sebagia berikut:
إن
الذوائب من فهر وإخوتهم قد
بينوا سننا للناس تتبع
يرض
يها كل من كانت سريرته تقوى
الإ له و بالأمر الذى شرعوا
قوم
إذا حاربوا ضروا عدوهم أو
حاولو النفع فى أشيا عهم نفعوا
Sesungguhnya penghulu itu hanya
dari suku fihr dengan saudara-saudaranya. Yang telah menerengkan kepada manusia
suatu agama agar untuk diikutinya. Yaitu disenangi oleh setiap orang yang
hatinya bertakwa kepada Tuhan dan mengikuti syariatnya. Kaum itu jika berperang
akan membinasakan musuh-musuh atau berusaha memanfaatkan keikut sertaannya
tanpa dijelaskan.
4. Al-Hutay’ah
Berikut
ini adalah puisi Al-Hutay’ah yang menggambarkan tentang zuhud di dunia dan
harapan kebaikan di akhirat nanti:
ولست
أرى السعادة جمع مال ولكن
التقي هو السعيد
وعند
الله للاتقى مزيد وتقوى
الله خير الزا د ذخرا
و
ما لا بد يأتي, قريب ولكن
الذي يمضي بعيدا
Aku bukannya melihat kebahagiaannya
dengan semua harta, akan tetapi taqwa adalah sebenar-benarnya kebahagiaaannya.
Taqwa pada Allah adalah sebaik-baiknya bekal dan harta, dan di sisi Allahlah
bagi orang-orang yang bertaqwa suatu tambahan. Apa yang akan terjadi berarti
dekat dan apa yang telah terjadi berarti jauh.
3.2. Contoh prosa pada masa Islam
beserta Penyairnya
1.
macam-macam Prosa pada masa Sahdr Islam
Berikut
ini adalah macam prosa masa Sahdr Islam, adalah:
1. Khutbah
Contoh
khutbah abu Bakar Shidiq:
يها
الناس, إني قد وليت عليكم ولست عليكم ولسات بخيركم, فإن رأيتموني على حق فأعينوني,
وإن رأيتوني على با طل فسددوني, أطيعوني ما أطعت الله فيكم, فإذا عصيته فلا طاعة
لي عليكم, ألا إن أقواكم عند الضعيف, حتي أخذ الحق له, وأضعفكم عندي القول حتي أخذ
الحق منه. أقول قولي, واستغفر الله لي ولكم.
Wahai
sekalian manusia, sesungguhnya aku sekarang telah memimpin kalian namun aku
bukanlah yang terbaik di antara kalian, jiaka kalian melihatku berjalan diatas
kebenaran maka bantulah aku, sedangakan jika kalian melihatku diatas kebatilan
maka luruskanlah langkahku, taatilah aku selama aku mentaati Allah, dan apabila
aku melakukan kemaksiatan maka kalian tidak boleh taat terhadapku akan hal itu,
ketahuilah… bahwasanya orang yang paling kuat di antara kalian dimataku adalah
orang yang lemah hingga ia memperoleh haknya, sebaliknya orang yang terlemah
dimataku adalah orang yang kalian anggap paling kuat hingga ia mengemablaikan
hak-hak orang lain. Demikianlah apa yang aku sampaikan kepada kalian seraya
memohon ampun atas diriku dan kalian
semua kepada Allah.
2. Kitabah
Tuisan
yang diperkunakan oleh bangsa Arab pada permulaan Islam adalah tulisan
al-amabari dan al-hiri yang selanjutnya diganti denagan nama al-Hijazi.
Al-Hijazi ini meerupakan tulisan Arab asli, tulisan ini dipakai oleh sebagian
kecil orang Arab dan kurang lebih sepuluh orang Quraisy, serta beberapa orang
penduduk Madinah dan sekitarnya.
3. Matsal
Pada masa ini selain
dikenal Khithobah dan Kitabah, ada bentuk prosa lain yang juga
berkembang pesat saat itu, yaitu peribahasa (matsal).Prosa
ini berkembang seiring dengan bermunculnya al-Quran dan Hadis Rasulullah. Isi
dari peribahasa atau matsal itu adalah tentang akhlaq, tingkah laku, kehidupan
dan kematian, manusia, agama, aturan kehidupan, hubungan manusia antara satu
dengan sama lain, social, politik, dan sebagainya (Al-Hasyim,1968:241).
Warisan Berupa peribahasa dan
perumpamaan dari bangsa arab semenanjung pada zaman sebelum Islam terus dipakai
oleh kaum muslimin karena kefasihan dan wawasan sastrawinya serta kekayaan kosa
katanya, yang bersama-sama dengan puisi pra Islam membantu para pemeluk Islam
baru untuk memahami kosa kata dan sintaksis al-Quran dan Hadis. Materi-materi
ini kemudian dikumpulkan dalam beberapa kitab oleh Mufadal al-Dabbi (168/775),
Abu Ubaidah (211/827), dan al-Asma’I (213/829), (Al-Faruqi, 1999:61).
BAB III
PROSA DAN PUISI
3.1. PROSA PADA MASA BANI UMAYYAH
Zaman
baru dimulai dengan khalifah umawi Al Walid bin Abdul Malik, yang memerintah
antara 85-96 H/ 705-715 M. menurut Al Qalqasyandi, penulisan di bawah Umami
mengiuti gaya kuno sampai masa Al Walid. Al Walid membawa perbaikan besar pada
sekertariat pemerintahan, tulisan dan korespondensi resmi, dan kaligrafi. Dalam
semangat sastra Al Walid itulah Marwan bin Muhammad (126-132H/ 744-750M),
khlifah Umawi terakhir, mengutus Abdul Hamid bin Yahya, ahli esai terbesar
zaman itu, untuk mengembangkan gaya penulisan yang lebih penuh bunga bahasa
yang membuat dirinyua dikenal. Pesan pemerintah menjadi begitu panjang sehingga
diceritakan bahwa Abdul Hamid menulis untuk majikannya sebuah surat yang
memerlukan seokor unta untuk membawa surat ini ke alamat yang dituju.
Gaya
baru ini disebut tawazun (simetri sastra) dan diperkenalkan dengan tiruan gaya
Al Qur’an. Tawazun berisi tulisan dalam frase yang jumlah suku katanya,
panjangnya, dan susunannya sama. Itulah bentuk ketinggiannya. Tawazun juga
dikenal dalam sastra pra-islam, khususnya dalam perumpamaan dan pernyataan
lisan ahli ramal (kahin). Penulis terbesar gaya tawazun adalah Abdul Hamid Al
Katib (130/794 M), Abu Amr Ustman Al Jahizh (253/ 868 M), dan Abu Hayyan Al
Tahwidi (375/ 987 M). gaya Al Jahizh sesuai dengan zamannya. Tulisannya
merealisasikan normanya ketingkat sangat tinggi. Dia menggambarkan norma ini
sebagai berikut:
A. Keselarasan
ungkapan dengan makna pembicara/ penulis harus menyadari proporsi makna,
pembaca/ pendengarnya, dan situasinya, jika kata-katanya ingin di selaraskan
dengan mereka.
B. Al-Bayan(penjelas)
Makna menurut Al Jahizh, tersembunyi dalam kesadaran. Di sana, makna berada dalam keadaan teredam tidak terkenali. Bila diberikan ungkapan yang tepat, makna menjadi hidup. Jelaslah al Bayan adalah segala sesuatu yang membentangkan dan menjelaskan makna.
Makna menurut Al Jahizh, tersembunyi dalam kesadaran. Di sana, makna berada dalam keadaan teredam tidak terkenali. Bila diberikan ungkapan yang tepat, makna menjadi hidup. Jelaslah al Bayan adalah segala sesuatu yang membentangkan dan menjelaskan makna.
C. Ringkas
dan apaadanya. Komposisi terbaik menurut Al Jahizh, adalah komposisi di mana
kata-kata yang sedikit meniadakan kebutuhan akan kata-kata tambahan, di mana
maknanya dikandung oleh kata-kat sepenuhnya.
D. Al-Iftinan
(karya artistik). Tulisan Al Jahizh selain penuh contoh, pengecualian, dan
variasi. Argumennya yang mendukung atau menentang berhamburan sedemiian
menembus dan berlimpah. Dengan demikian pembacanya atau pendengarnya tercapai
tujuannya dan terbawa ketika penulis ingin menggerakkan pendengar. Al Tahwidi
meninggalkan warisan sastra yang mengagumkan di samping Vilainies, Al
Muqabasat, Al Imta’ Wal Muansah, Al Hawamil wal Syama’il, Al Basha’ir wal
Dzaka’ir, dan Al Isyarat al Ilahiyyah, maupun sejumlahrisalah.
Pada awal abad ke-8 M, dalam dunia sejarah sastra Arab, sesungguhnya kegiatan menulis prosa sudah dimulai saat dinasti Umayah berkuasa. Ini dapat dibuktikan dengan adanya karya besar Ali bi Abi Thalib, yakni Nahj Al Balaghah. Karya besar ini sebenarnya berbentuk prosa akan tetapi orang-orang Arab tidak berpandangan demikian. Prosa tidak begitu berkembang disebabkan, pada saat Dinasti Umayyah berkuasa, para penguasa terlalu menempatkan dan memposisikan bangsa Arab dalam kegiatan di bidang sastra dan intelektual sehingga mereka menganggap bahwa sastra Arab adalah sastra yang paling unggul dibanding dengan sastra-sastra lainnya. Akhirnya penulisan prosa tidak begitu berkembang karena mereka lebih berminat dan senang untuk menulis puisi dari pada prosa. Namun keadaan ini berubah saat peralihan kekuasaan dari Dinasti Umayyah
Pada awal abad ke-8 M, dalam dunia sejarah sastra Arab, sesungguhnya kegiatan menulis prosa sudah dimulai saat dinasti Umayah berkuasa. Ini dapat dibuktikan dengan adanya karya besar Ali bi Abi Thalib, yakni Nahj Al Balaghah. Karya besar ini sebenarnya berbentuk prosa akan tetapi orang-orang Arab tidak berpandangan demikian. Prosa tidak begitu berkembang disebabkan, pada saat Dinasti Umayyah berkuasa, para penguasa terlalu menempatkan dan memposisikan bangsa Arab dalam kegiatan di bidang sastra dan intelektual sehingga mereka menganggap bahwa sastra Arab adalah sastra yang paling unggul dibanding dengan sastra-sastra lainnya. Akhirnya penulisan prosa tidak begitu berkembang karena mereka lebih berminat dan senang untuk menulis puisi dari pada prosa. Namun keadaan ini berubah saat peralihan kekuasaan dari Dinasti Umayyah
3.1.
Puisi Masa Shadr Islam
Pandangan
Islam terhadap puisi itu ada dua macam. Yang pertama suatu puisi akan dipandang
terpuji oleh Islam jika puisi itu digunakan sebagai denagn maksud dan cara yang
baik. Sebaliknya jika puisi itu digunakan sebagai maksud tidak terpuji maka
Islam akan mengangapnya sebagai suatu yang tidak terhormat.
puisi pada masa Islam ditinjau dari segi maksud dan seninya, arti dan intisarinya, lafadz dan gaya bahasanya, wazan dan qafiyahnya adalah sebagai berikut:
puisi pada masa Islam ditinjau dari segi maksud dan seninya, arti dan intisarinya, lafadz dan gaya bahasanya, wazan dan qafiyahnya adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan
aqidah agama serta penetapan hukum-hukumnya, dan menganjurkan kaum muslimin
untuk mengikutinya terutama tidak sekali pada masa Nabi dan khulafa al
rasyidin.
2. Dorongan
untuk perang dan untuk mendapatkan persaksian di sisi Allah karena menegakkan
kalimatullah yaitu pada masa krisis dalam menaklukkan kota-kota di sekitar
jazirah Arab.
3. Al-Hija’,yaitu
mula-mula untuk membela agama Islam, menyerang orang-orang Arab musyrik dimana
caci maki \tersebut melanggar batas-batas keperwiraan dan telah mendapat izin
dari Nabi, yaitu seperti puisi-puis yang diucapkan oleh Hassan ibn Tsabit dalam
serangannya terhadap orang Quraisy dan sanak keluarga Nabi dari Bani Manaf.
4. Penggambaran
peperangan dan penguasa terhadap kota-kota serta bagaimana cara pengepungannya
dan sebagainaya.
5. Pujian.
Pada prinsip dasar agama Islam sedikit sekali adanya puji-pujian. Tetapi
setelah khulafa al-rasyidin mulai dikembangan, pujian adalah suatu hal yang
penting sebagai tiang negara dan untuk memperkokoh kedudukan khalifah.
6. Penggunaan
kata pengantar cinta (al-nasib) dan cumbu rayu tidak sebagiamana masa
jahiliyah.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dalam
hal ini jika kita membicarakan sastra awal Islam memang tidak dapat dipisahkkan
dari kontribusi Al-Qur’an sebagia karya sastra agung yang diturunkan
ditengah-tengah bangsa Arab sebagi bangsa yang maju dalam bidang sastra.
Sebagaiman kita ketahuai bersama bahwa Al-Qura’an adalah kitab Allah yang diturunkan
kepada Rasul-Nya Muhammad saw.yang isinya sarat penuh dengan mu’jizat.
Dan turunnya
Al-Qur’an dalam sejarah menimbulkan akibat yang luas salah satunya ialah
melahirkan sastrawan-satrawan yang handal dan Islmy. Baik pada masa kejayaan
Islam dan sesudahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim, Juzif, dkk. t.t. Al-Mufid Fi al-Adab al-Aroby.
Beirut:al-Maktaby al-Tijary.
Wargadinata, Wildan, dkk. Sastra Arab dan Lintas Budaya. Malang:UIN
Malang Press,2008.
Al-Faruqi, Ismail R. dan Lois Lamnya.
Atlas Budaya Islam. Bandung: Mizan, 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar