HASIL OBSERVASI DI SMK MUHAMADIYAH 3 MALANG
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Program bimbingan dan konseling (BK)
merupakan bagian yang terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.
Oleh karena itu, upaya guru membimbing maupun berbagai aspek yang terlingkup
dalam program merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh kegiatan
yang diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan di lembaga yang
bersangkutan. Sebagai bagian yang terpadu,
program Bimbingan dan Konseling
diarahkan kepada upaya yang memfasilitasi siswa untuk mengenal dan menerima
dirinya sendiri serta lingkungannya secara positif dan dinamis, dan mampu
mengambil keputusan yang bertanggung jawab, mengembangkan serta mewujudkan diri
secara efektif dan produktif, sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa
depan, serta menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Peserta didik sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Di samping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalu berlangsung secara mulus, atau steril dari masalah.
Bimbingan dan Konseling merupakan mata kuliah yang wajib
dikuasai oleh calon guru, mengingat peran guru di sekolah sebagai pembimbing
yang harus bisa mengarahkan anak didiknya dalam pembelajaran sehingga tercapai
tujuan dari pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa anak didik di sekolah
bersifat unik, karenanya guru dituntut untuk bisa mengakomodasi seluruh
keunikan peserta didik dengan memberikan bimbingan secara individual serta
mengarahkannya kepada hal yang positif. Tugas ini merupakan bagian dari tugas
bimbingan dan konseling.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalahan di atas maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. bagaimana program bimbingan dan
konseling di SMK Muhamadiyah 3 Malang?
2. apa tujuan dan visi misi bimbingan dan konseling di SMK
Muhamadiyah 3 Malang?
3. apa saja fungsi BK di SMK
Muhamadiyah 3 Malang?
4. apa saja masalah-masalah yang
dihadapi oleh siswa di SMK Muhamadiyah 3 Malang?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui program bimbingan
dan konseling di SMK Muhamadiyah 3 Malang
2. Untuk mengetahui tujuan dan
visi misi bimbingan dan konseling di SMK
Muhamadiyah 3 Malang
3. Untuk mengetahui fungsi BK di SMK
Muhamadiyah 3 Malang?
4. Untuk mengetahui masalah-masalah
yang dihadapi oleh siswa di SMK Muhamadiyah 3 Malang
1.4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penyusunan laporan observasi ini adalah:
1. Study pustaka (memperoleh informasi
dari buku dan internet)
2. Observasi
3. Wawancara
1.5. Sistematika Penulisan
Agar data
tersusun secara sistematis maka laporan ini disusun dengan susunan sebagai
berikut:
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Program bimbingan dan konseling
di SMK Muhamadiyah 3 Malang
2.2 tujuan, visi misi bimbingan dan konseling di SMK
Muhamadiyah 3 Malang
2.3 mengetahui fungsi BK di SMK
Muhamadiyah 3 Malang
2.4 masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa di
SMK Muhamadiyah 3 Malang
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Program bimbingan dan konseling
di SMK Muhamadiyah 3 Malang
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana
berdasarkan pengukuran kebutuhan (need asessment) yang diwujudkan
dalam bentuk program bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling
di sekolah dapat disusun secara makro untuk 3 (tiga) tahun, meso 1 (satu) tahun
dan mikro sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan
khusus. Program menjadi landasan yang jelas terukur layanan profesional yang
diberikan oleh konselor di sekolah.
Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu:
- Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas
- Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
- Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
- Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
- Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.
Program
bimbingan dan konseling disusun berdasarkan struktur program dan bimbingan dan
konseling perkembangan.
Adapun Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah
Struktur
program bimbingan diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu : (a)
layanan dasar bimbingan; (b) layanan responsif, (c) layanan perencanaan
individual, dan (d) layanan dukungan sistem. Keterkaitan keempat komponen
program bimbingan dan konseling ini dapat digambarkan seperti:
a.
Layanan dasar bimbingan
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan
kepada semua siswa (for all) melalui kegiatan-kegiatan
secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
membantu perkembangan dirinya secara optimal.
b.
Layanan
responsive
Layanan
responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan
masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera.
c.
Layanan
perencanaan individu
Layanan ini
diartikan proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya berdasarkan pemahaman
akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
d.
Layanan
dukungan system
dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen
yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan siswa.
2.2 Tujuan, Visi, Misi Bimbingan dan Konseling di SMK
Muhamadiyah 3 Malang
1.
Tujuan Umum
Membantu siswa mencapai
perkembangan optimal sesuai dengan nilai-nilai pancasila, kemampuan bakat,
minat, dan cita-cita.
2. Tujuan Khusus
a. Agar siswa mengenal dirinya sendiri,
kelebihan kelemahan, kemampuan bakat, minat, cita-cita, sikap, perasaan dan
nilai-nilai yang dianutnya.
b. Mengenal lingkungan meliputi
lingkungan pendidikan, pekerjaan, social, atau kemasyarakatan.
c. Mampu merumuskan rencana pribadi
yang berkaitan dengan karir, pendidikan rencana kehidupan
d. Mampu mengembangkan potensi minat
dan cita-cita
3. Visi dan Misi
1.
Visi
Menjadi civitas akademika / warga SMK kota Malang, sekolah
sebagai pribadi yang mampu mengembangkan diri secara optimal, sehingga menjadi
pribadi yang sehat jasmani rohani.
2. Misi
a. Misi Pendidikan
Mengfasilitasi perkembangan peserta didik melalui
pembentukan prilaku efektif, normative dalam kehidupan sehari-hari.
b. Misi Pengembangan
Menfasilitasi perkembangan potensi dan kompetensi siswa di
sekolah, keluarga, masyarakat dan agama.
c. Misi pengembangan masalah
Menfasilitasi pengentasan siswa sehingga bias berkembang
secara optimal
2.3
fungsi BK di SMK Muhamadiyah 3
Malang
Bimbingan dan penyuluhan di SMK ini sudah memenuhi fungsi sebagaimana
mestinya, karena BP di SMK ini sudah
menerapkan kelima fungsi BK. Yaitu, fungsi pemahaman adalah mencoba mendekati
siswa dan mengidentifikasi permasalaha pada siswa atau untuk membantu peserta
didik dalam memahami diri dan lingkungan. Fungsi pencegahan adalah memberikan
pengertian pada guru mata pelajaran untuk memahami kondisi siswa atau untuk
membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai
permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya. Fungsi pengentasan, membantu
peserta didik dalam memecahkan masalah yang dialami siswa. Fungsi pemeliharaan,
memberikan perhatian kepada semua siswa secara merata atau membantu peserta
didik memelihara dan menumbuh kembangkan berbagai potensi dan kondisi yang
dimiliki. fungsi pengembangan, dengan menanamkan nilai-nilai yang baik kepada
siswa dan mengapresiasi siswa yang tidak melanggar aturan sekolah. (teori analisanya : masuk pada Fungsi Bimbingan)
1.4 Masalah
yang dialami oleh siswa SMK 3
Muhamadiyah Malang
1. Malas atau jenuh
Kejenuhan adalah rasa yang sering timbul selain rasa malas. Baik itu pada
siswa maupun pada Guru. Namun, lebih sering melanda siswa di sekolah. Apalagi,
jam pelajaran eksak yang diletakkan di akhir pelajaran. Lapar, kantuk, dan
lemahnya konsentrasi. Hal ini biasa terjadi, terutama pada sekolah-sekolah yang
menerapkan sistem fullday dan bimbingan belajar. Kelas X misalnya,
hampir setiap hari ketika dekat bulan ujian, mau tak mau mereka harus puas
dengan seabrek soal untuk latihan. (teori analisanya: ciri diri pribadi anak
)
Melihat keadaan ini maka penulis memiliki beberapa solusi diantaranya:
a. Belajar di Luar Kelas.
Cara belajar seperti ini paling banyak disarankan oleh siswa. Sembari
merasakan udara luar, siswa saya ternyata lebih bisa berkonsentrasi dan
menerima penjelasan dengan lebih santai dan segar. Untuk cara ini, sebaiknya
digunakan ketika pembahasan soal, karena tidak begitu membutuhkan papan tulis
untuk menerangkan materi. Selain di halaman sekolah, Mushola dan perpustakaan
bisa menjadi alternatif yang cukup menarik.
b. Menggunakan Sedikit Trik.
Saya mendapatkan trik ini ketika kuliah. Ketika saya coba ternyata trik
ini cukup membangkitkan semangat siswa ketika membahas soal. Tidak terlalu
sulit. Soal pertama saya yang membaca, kemudian soal ke 2 saya menunjuk salah
satu siswa laki-laki. Siswa tersebut harus menjawab dengan benar, kemudian
giliran dia yang memilih satu teman perempuan untuk menjawab soal berikutnya,
begitu seterusnya. Ikuti saja trik itu, diselah-selah siswa kita memilih siapa
yang akan melanjutkan mejawab soal, kegembiraan akan datang dengan sendirinya.
Hal ini terjadi ketika slah seorang siswa laki-laki atau perempuan menunjuk
anak yang memang dijodoh-jodohkan oleh teman sekelasnya. Atau yang ditunjuk
adalah tim penggembira kelas mereka.
c. Selingi dengan Musik.
gunakan cara ini ketika memberi catatan di papan, atau memberi tugas
mengerjakan soal. Ketika guru menulis di papan, untuk materi yang agak panjang
dan rumit. Sembari menulis guru membolehkan siswa mendengarkan musik. Dengan
syarat, tulisan harus lengkap, dan mulut tetap tak bersuara. Ada sebagian kelas
yang tidak egois, satu suber musik di suarakan agak keras, supaya teman yang
lain bisa mendengarkan. Begitu selesai menulis, tidak ada musik. Giliran guru memberi
penjelasan.
2.
Siswa
tidak menyukai guru pengajarnya
· Penampilan yang kurang menarik.
Menjadi seorang guru akan lebih banyak berada di muka kelas. Kalau penampilan
guru tersebut tidak menarik, lamabat laun akan memacu kebosanan. Akibatnya
siswa menolak untuk menerima kehadiran guru yang mereka anggap monoton
tersebut.
· Cara mengajar yang kurang pas. Kelas
terdiri dari beragam siswa. Guru yang menerangkan pelajaran dengan lamban akan disenangi
oleh murid yang memang kemampuannya terbatas. Namun, akan menjadi musuh bagi
mereka yang bisa diajak belajar cepat. Begitu sebaliknya.
· Memberikan tugas yang tidak wajar,
tidak masuk akal, dan menyusahkan siswa.
· Marah karena hal sepele.
· Mempermalukan siswa di depan siswa
lainnya.
· Subjektif dalam memberikan nilai.
( teori analisanya: ciri kepribadian
guru / kenselor yang kurang baik)
Melihat
keadaan ini maka penulis memiliki beberapa solusi diantaranya:
Guru
sebaiknya tidak monoton dalam mengajar, bersikap luwes, ramah, dan bisa
mengetahui kondisi siswa. Memberi tugas sesuai dengan materi yang diajarkan.
3. Bolos sekolah
Jenis masalah yang sering dihadapi
siswa adalah kenakalan yang dapat
mengakibatkan banyak pelanggaran. Seperti, membolos, terlambat, melakukan
pelanggaran pada aturan sekolah dan sebagainya. (teori analisanya:
masuk pada ciri diri pribadi anak)
Melihat
keadaan ini maka penulis memiliki beberapa solusi diantaranya:
Dengan
memberikan penyuluhan dan perhatian kepada siswa tersebut. Karena sejatinya,
anak tersebut berbuat nakal karena diperhatikan orang lain. Diusianya masih
labil, karena mencoba untuk mengungkap jati diri dan identitas dirinya kepada
orang lain. Untuk itu, perlu adanya perhatian lebih untuk siswa yang seperti
ini.
BAB
III
KESIMPULAN
·
Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling
terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu:
1. Program Tahunan
2. Program Semesteran
3. Program Bulanan
4. Program Mingguan
· Struktur program bimbingan diklasifikasikan ke dalam empat jenis
layanan, yaitu :
1.
layanan
dasar bimbingan
2.
layanan
responsive
3.
layanan
perencanaan individual
4.
layanan
dukungan sistem
· fungsi BK di SMK Muhamadiyah 3
Malang
1. fungsi
pemahaman
2. Fungsi
pencegahan
3. Fungsi
pemeliharaan
4. fungsi
pengembangan
· Masalah yang dialami oleh siswa SMK
3 Muhamadiyah Malang
1. Malas atau jenuh
2.
Siswa
tidak menyukai guru pengajarnya
3. Bolos sekolah
DAFTAR PUSTAKA
·
Guru
bimbingan dan konseling di SMK Muhamadiyah 3 Malang
·
Hasyim Farid, 2010, Bimbingan dan Konseling Religius,
Jakarta, ar-ruzz media.
·
Ridwan, 2004, Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, Jogjakarta, pelajar pelajar.
· Study pustaka (memperoleh informasi
dari buku dan internet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar