ORGANISASI KELAS DAN KELAS KONTROL
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan
membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi
siswanya dan memperbaiki kualitas managernya.
Pengorganisasian kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru-guru baru, bahkan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian, guru mampu menyampaikan bahan pelajaran diserap oleh para peserta didik dengan baik.
Pengorganisasian kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru-guru baru, bahkan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian, guru mampu menyampaikan bahan pelajaran diserap oleh para peserta didik dengan baik.
Penciptaan harapan seperti itu merupakan kajian dari pengorganisasian kelas.
Sebab pengorganisasian kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya
menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan para peserta didik
mencapai tujuan-tujuan belajarnya secara efesien atau memungkinkan peserta
didik belajar dengan baik.
Di kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Lebih lanjut hasil pembelajaran ditentukan pula oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas di organisasikan dengan baik, propfesional, terus menerus dan berkelanjutan.
Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud diperlukan pemahaman akan hal-hal yaitu : pengertian dan tujuan Pengorganisasian kelas ; aspek, fungsi dan masalah Pengorganisasian kelas ; pendekatan dalam Pengorganisasian kelas ; prosedur Pengorganisasian kelas ; serta rancangan prosedur Pengorganisasian kelas.
Di kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Lebih lanjut hasil pembelajaran ditentukan pula oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas di organisasikan dengan baik, propfesional, terus menerus dan berkelanjutan.
Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud diperlukan pemahaman akan hal-hal yaitu : pengertian dan tujuan Pengorganisasian kelas ; aspek, fungsi dan masalah Pengorganisasian kelas ; pendekatan dalam Pengorganisasian kelas ; prosedur Pengorganisasian kelas ; serta rancangan prosedur Pengorganisasian kelas.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah hakikat dari organisasi kelas dan kontrol kelas?
2.
Apakah factor-faktor yang mempengaruhi organisasi kelas?
3.
Apa sajakah aspek-aspek, fungsi, dan masalah dari organisasi kelas?
4.
Hal apakah yang dilakukan dalam melakukan kontrol kelas?
1.3
Tujuan Masalah
1. Dapat
mengetahui hakikat dari organisasi kelas dan kontrol kelas
2. Dapat
mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi organisasi kelas
3. Dapat
memahami aspek-aspek, fungsi, dan masalah dari organisasi kelas
4. Dapat
mengetahui hal-hal yang dilakukan dalam melakukan kontrol kelas
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pengorganisasian
Mengorganisasi
adalah pekerjaan yang dilakukan seorang guru dalam mengatur dan menggunakan
sumber belajar, dengan maksud mencapai tujuan belajar dengan cara yang
seefeektif, seefesien dan sehemat mungkin
Mengorgnisasi
bagi seorang guru adalah melakukan hal-hal berikut:
1. Memilih
taktik mengajar yang tepat
Tiap
hal mungkin membutuhkan taktik yang berlainan, walaupun masing-masing taktik
tercakup dalam seluruh strategi mengajar yang ditempuhnya baik ceramah,
diskusi, dan lain sebagainya.
Pada
dasarnya taktik belajar mengajar meliputi:
a. Menetapkan
hubungan
Memberikan stimulus
pada siswa, misalnya disuruh menjawab pertanyaan. Ini akan menetapkan hubungan
antara stimulus dan respon
b. Latihan
terus-menerus
Setelah stimulus
diberikan siswa diharapkan latihan terus-menerus dan dalam hal ini harus
sedikit demi sedikit memberikan kesempatan untuk belajar mandiri
c. Menguatkan
respon yang benar
Memberikan pujian pada
apapun yang dilakukan siswa
2. Memilih
alat bantu belajar audio visual yang tepat
Hal
ini untuk lebih merealistiskan pelajaran yang diberikan pada siswa
3. Memilih
besarnya kelas ( jumlah murid) yang tepat
Ukuran
kelas yang optimal ditentukan oleh jumlah siswa yang harus diorganisir,
dibimbing, dan dikontrol oleh seorang guru untuk mencapai tujuan belajar yang menjadi
tugasnya.
Semakin
kelompok bertambah besar, maka akan ada beberapa perubahan yang terjadi
misalnya:
a. Sumber
daya atau partisipasi siswa tidak dimanfaatkan
b. Kelompok
kurang mampu memanfaatkan sumber daya yang ada
c. Kepuasan
akan mutu sumbangan pikiran cenderung menurun
d. Perbedaan
individu semakin tampak
e. Lebih
banyak siswa dibiarkan menunggu
f. Banyak
mahasiswa merasa enggan berpartisipasi dalam diskusi
4. Memilih
strategi yang tepat untuk mengkomunikasikan peraturan-peraturan, serta
pengajaran yang kompleks
Hal
ini dimaksudkan agar ketika ada problem bisa diselssaikan sesuai prosedurnya.
Dengan
jalan ini seorang guru dapat menciptakan suatu lingkungan belajar yang paling
baik untuk merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan ataupun latihan yang telah
dituangkananya di dalam rencana yang telah di buatnya.
Pengorganisasian
sumber belajar ini bukan merupakan tujuan akhir, melainkan alat untuk membantu
dan bukan pula suatu peraturan yang menentukan apa yang harus dilakukan.
2.2. Faktor
yang mengaruhi pengorganisasi kelas
Dalam
pengertian yang kedua ini, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan
pengorganisasian kelas yaitu :
A. Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan pengorganisasian kelas seperti pengertian diatas haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang bermoral.
Pada sekolah madrasah Ibtida’iyah, kurikulum pada tingkat MI harus dirancangkan untuk untuk memungkinkan diselenggarakannya kegiatan kelas dalam memenuhi kebutuhan melakukan eksplorasi dan ekspenmentasi guna memeberikan pangalaman intelektual dan social yang terpadu dalam rangka realisasi diri. Oleh karena itu disamping aspek materi pengetahuan diperlukan program kelas untuk memenuhi perbedaan minat bakat dan kemampuan murid. Program tersebut dapat dilakukan melalui aspek-aspek kependidikan dibidang kesenian termasuk kesejahteraan keluarga, tekhnik, olahraga, kepramukaan dan kesehatan pada kelas-kelas terakhir sekolah menengah tingkat atas programnya harus dirancangkan untuk membantu anak-anak mewujudkan diri dalam memasuki masyarakat sebagai orang dewasa. Program itu antara lain harus diarahkan untuk memeberikan keterampilan tertentu guna memasuki lapangan kerja tingkat menengah atas disamping program untuk memeprsiapkan para remaja agar menjadi warga negara yang memahami dan mampu menjalankan hak dan kewajibannya.
Kurikulum kaitannya dengan pengorganisasian kelas seperti pengertian diatas haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang bermoral.
Pada sekolah madrasah Ibtida’iyah, kurikulum pada tingkat MI harus dirancangkan untuk untuk memungkinkan diselenggarakannya kegiatan kelas dalam memenuhi kebutuhan melakukan eksplorasi dan ekspenmentasi guna memeberikan pangalaman intelektual dan social yang terpadu dalam rangka realisasi diri. Oleh karena itu disamping aspek materi pengetahuan diperlukan program kelas untuk memenuhi perbedaan minat bakat dan kemampuan murid. Program tersebut dapat dilakukan melalui aspek-aspek kependidikan dibidang kesenian termasuk kesejahteraan keluarga, tekhnik, olahraga, kepramukaan dan kesehatan pada kelas-kelas terakhir sekolah menengah tingkat atas programnya harus dirancangkan untuk membantu anak-anak mewujudkan diri dalam memasuki masyarakat sebagai orang dewasa. Program itu antara lain harus diarahkan untuk memeberikan keterampilan tertentu guna memasuki lapangan kerja tingkat menengah atas disamping program untuk memeprsiapkan para remaja agar menjadi warga negara yang memahami dan mampu menjalankan hak dan kewajibannya.
B. Gedung
dan sarana kelas atau sekolah
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan
jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan
dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat
berubah. Sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan
kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia
berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam konteks ini kepandaian guru
dalam pengorganisasian kelas sangat dibutuhkan
C. Guru
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Guru juga harus bisa juga menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
Berdasarkan uraian-uraian diatas jelas bahwa jabatan guru sebagai suatu profesi tidak saja mulia, karena berhubungan langsung dengan masalah pendewasaan anak-anak, akan tetapi juga merupakan tugas yang cukup berat. Tugas yang mulia dan hanya dapat diwujudkan oleh orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap pekerjaan mendidik.
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Guru juga harus bisa juga menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
Berdasarkan uraian-uraian diatas jelas bahwa jabatan guru sebagai suatu profesi tidak saja mulia, karena berhubungan langsung dengan masalah pendewasaan anak-anak, akan tetapi juga merupakan tugas yang cukup berat. Tugas yang mulia dan hanya dapat diwujudkan oleh orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap pekerjaan mendidik.
D. Murid
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena itu, setiap murid harus memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan pengorganisasian kelas sebagai berikut :
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena itu, setiap murid harus memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan pengorganisasian kelas sebagai berikut :
· Setiap
murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelas, guru
hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan agar program atau kegiatannya
sejalan dengan kurikulum.
· Murid
diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas untuk kepentingan kelas.
· Bila
guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah kepercayaan berupa
tanggung jawab mengatur rumah tangga dan disiplin kealas diantar murid.
· Motivasi
agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui kegiatan rutin,
misalnya membersihkan kelas, papan tulis dan lain-lain.
· Kembangkanlah
kesediaan bekerjasama dalam setiap kegiatan.
· Susunlah
bersama murid tata tertib dan disiplin kelas serta bentuklah pengurus kelas
yang bekerja selama 1 tahun ajaran.
· Doronglah
agar murid secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan kelas dan berani
mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam atau diluar kelas.
E. Dinamikakelas
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan yang berguna. Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin dan membosankan.
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan yang berguna. Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin dan membosankan.
Dinamika kelas ini
dipengaruhi berbagai komponen yang sangat disyaratkan dalam pengorganisasian
kelas, yaitu:
· Kegiatan
administrasi manajement meliputi
1.
Perencanaan
kelas
2.
Pengorganisasian
kelas
3.
Pengarahan kelas
4.
Koordinasi kelas
5.
Komunikasi kelas
6.
Kontrol kelas
· Penataan
ruang dan alat pengajaran
2.3. Aspek, fungsi dan masalah
organisasi kelas
Pengorganisasian kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam organisasi kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif
Organisasi kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, pengorganisasian kelas berfungsi untuk :
Pengorganisasian kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam organisasi kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif
Organisasi kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, pengorganisasian kelas berfungsi untuk :
1. Memberi
dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti : membantu kelompok
dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam
menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama
dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
2. Memelihara
agara tugas-tugas itu dapat berjalan lancar. Maslah pengorganisasian kelas
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: masalah individual dan kelompok.
Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa,
seperti:
a. Tingkah
laku yang ingin mendapat perhatian orang lain
b. Tingkah
laku yang ingin menunjukan kekuatan
c. Tingkah
laku yang ingin bertujuan orang lian
d. Peragaan
ketidak mampuan
Sedangkan
masalah-maslah kelompok yang muncul dalam kelas
a. Kelas
kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan social ekonomi
dsb.
b. Penyimpangan
dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya
c. Kelas
mereaksi negative terhadap salah satu anggotanya
d. Membombong
anggota yang justru menlanggar anggota kelompok
e. Kelompok
cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap
f. Semangat
kerja rendah, kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti
gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain.
Organisasi
kelas tidak hanya berfungsi sebagai dasar teciptanya interaksi antara guru dan
murid tetapi juga menambah efektifitas yaitu interaksi yang bersifat kelompok.
Hasil riset untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif adalah sebagi
berikut:
1. Bila
situasi kelas memungkinkan anak-anak belajar maksimal, fungsi kelompok harus
diminimalkan.
2. Manajemen
kelas harus member fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan kerja sama.
3. Anggota-anggota
kelompok harus diberikan kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
member efek pada hubungan dan kondisi kerja.
4. Angota-anggota
kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan ketimbang keteganagan dan perasaan
tertekan.
5. Perlu
diciptakan persabatan dan kepercayaan yang kuat antara murid.
2.4. Pengertian kontrol kelas
Kontrol
adalah suatu pekerjaan yang dilakukan seorang guru untuk menentukan apakah
fungsi organisasi serta pimpinannya telah dilaksanakan berhasil mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Jika tujuan tersebut belum dicapai, maka
seorang guru harus mengukur kembali serta mengatur situasi tetapi ia tidak
boleh mengubah tujuannya.
Dengan
jalan demikian, guru menejer mencoba menetukan apakah kejadian-kejadian sesuai
dengan apa yang direncakan, dan jika terjadi kegagalan diubah menjadi suatu
keberhasilan. Hal ini dilakukannya dengan jalan memimpin dengan efekfif. Hanya
efektifitas dia yang dapat mengubah sumaber menjadi hasil.
2.5.
Hal-hal yang dilakukan dalam pengontrolan kelas
Jika
seorang guru mengadakan control ia mencoba:
1. Mengevaluasi
sistem belajar
Evaluasi
mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Guru harus dapat
membedakan mana kegiatan evaluasi hasil belajar dan mana pula kegiatan evaluasi
pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi
tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang
ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk
memeperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu
siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Dengan demikian evaluasi hasil
belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran, sedangkan
evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan
pembelajaran.
2. Mengukur
hasil belajar
Jika
pentingnya evaluasi dalam pendidikan dan latiahan indusrial telah dimengerti
maka seorang guru(meneger) dihadapkan pada persoalan-persoalan pengukuran hasil
belajar yanag nyata. Untuk melakukannya dengan baik seorang guru yang baik
harus mengetahuai teori serta asumsi yang melandasi pengukuran tersebut.
Sifat-sifat
pengukuran
Pengukuaran
ialah pemberian angka-angka(numerals) kepada objek ataupu kejadian dengan cara yang mengikuti suatu
peraturan tertentu. Dengan batasan ini maka problema yang dihadapi seorang guru
(meneger) evaluasi atau pengukuran ialah bagaimana membuat perturan yang
disebut dalam devinisi tadi menjadi eksplisit.
Tiga
prosedur yang selalu harus diikuti jika ingin dihasilkan pengukuran yang baik
yaitu;
1. Rumuskan
kejadian atau objek yang akan diukur didalam bentuk yang sejeleas-jelasnya.
2. Tentukan
skala yang akan menjadi dasar angka pengukuran.
3. Yakinkan
prosedur pengukuran analog dengan keadaan sebenarnya.
Kesulitan sering pula
terjadi dalam analogi, khususnya jika yang diukur adalah variable seperti
kepribadian,motivasi dan sikap.Walaupu kita berkata-kata sesuatu yang tidak
jelas.yang kita lakukan yang sebenarnyalah mengukur sifat-sifat serta
ciri-cirinya,dan dalam pendidikan bahkan inipun dilakukan secara tidak
langsung.
3. Memimpin
dengan dituntun oleh tujuan
Istilah
pengelolahan atau manajemen berdasarkan tujuan untuk pertama kali digunakan
Peter Ducker pada 1945, yang dimaksud ialah suatu ramalan bahwa dengan
menggunakan seorang manajer pada waktu yang akan datang dapat mempertanggung
jawabkan baik hasil maupun kualitas hubungan kemanusiaan yang berlaku dalam
prganisasinya.Sekarang ini, yang disebut manajemen berdasarkan tujuan ialah
suatu proses dimana manajer tingkat atas maupun manajer tingkat bawah dengan
bersama-sama menentukan tujuan-tujuan, kemudian membatasi wewenang dan tanggung
jawab masing-masing dalam kaitan dengan hsil yang ingin dicapai bersama dan
yang diharapkan dari masing-masing, dan menggunakan ukuran ini sebagai pedoman
bagi pengoperasian unit kerja dan pengevaluasian sumbangan masing-masing
anggota organisasi.
Tuntutan
Utama bagi belajar yang efektif diantaranya :
1. Ia
harus mengetahui dengan pasti apa yang diharapkan dari dirinya.
2. Ia
harus diberi kesempatan untuk belajar.
3. Ia
harus mengetahui sampai dimana ia telah berhasil.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mengorganisasi
adalah pekerjaan yang dilakukan seorang guru dalam mengatur dan menggunakan
sumber belajar, dengan maksud mencapai tujuan belajar dengan cara yang
seefeektif, seefesien dan sehemat mungkin
Kontrol
adalah suatu pekerjaan yang dilakukan seorang guru untuk menentukan apakah
fungsi organisasi serta pimpinannya telah dilaksanakan berhasil mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Jika tujuan tersebut belum dicapai, maka
seorang guru harus mengukur kembali serta mengatur situasi tetapi ia tidak
boleh mengubah tujuannya.
Dan
factor-faktor yang mempengaruhi pengorganisasian kelas:
1. Kurikulum
2. Gedung
dan sarana kelas atau sekolah
3. Guru
4. Murid
5. Dinamika
kelas
Hal-hal
yang dilakukan dalam control kelas
1. Mengevaluasi
system belajar
2. Mengukur
hasil belajar
3. Memimpin
dengan dituntun oleh tujuan
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, suharsimi.
1992. Pengelolaan kelas dan siswa. Jakarta: Rajawali
Johnson, lois. 1997. Pengelolaan
kelas. Surabaya: Usaha nasional.
Mudjiono. 2006. Belajar
dan pembelajran. Jakarta : PT. Rineka cipta.
Hamalik,
oemar. 1990. Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Bandung:
PT. Citra aditya bakti
Davies,
ivor. 1986. Pengelolaan belajar. Jakarta: Rajawali Press
Rohani,
ahmad.1991. Pengelolaan pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar