Kamis, 31 Mei 2012

ORGANISASI KELAS DAN KELAS KONTROL


ORGANISASI KELAS DAN KELAS KONTROL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas managernya.
Pengorganisasian kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru-guru baru, bahkan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian, guru mampu menyampaikan bahan pelajaran diserap oleh para peserta didik dengan baik.
Penciptaan harapan seperti itu merupakan kajian dari pengorganisasian kelas. Sebab pengorganisasian kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan para peserta didik mencapai tujuan-tujuan belajarnya secara efesien atau memungkinkan peserta didik belajar dengan baik.
Di kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Lebih lanjut hasil pembelajaran ditentukan pula oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas di organisasikan dengan baik, propfesional, terus menerus dan berkelanjutan.
Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud diperlukan pemahaman akan hal-hal yaitu : pengertian dan tujuan Pengorganisasian kelas ; aspek, fungsi dan masalah Pengorganisasian kelas ; pendekatan dalam Pengorganisasian kelas ; prosedur Pengorganisasian kelas ; serta rancangan prosedur Pengorganisasian kelas.

1.2  Rumusan Masalah
1. Apakah hakikat dari organisasi kelas dan kontrol kelas?
2. Apakah factor-faktor yang mempengaruhi organisasi kelas?
3. Apa sajakah aspek-aspek, fungsi, dan masalah dari organisasi kelas?
4. Hal apakah yang dilakukan dalam melakukan kontrol kelas?

1.3  Tujuan Masalah
1.     Dapat mengetahui hakikat dari organisasi kelas dan kontrol kelas
2.     Dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi organisasi kelas
3.     Dapat memahami aspek-aspek, fungsi, dan masalah dari organisasi kelas
4.     Dapat mengetahui hal-hal yang dilakukan dalam melakukan kontrol kelas

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengorganisasian
Mengorganisasi adalah pekerjaan yang dilakukan seorang guru dalam mengatur dan menggunakan sumber belajar, dengan maksud mencapai tujuan belajar dengan cara yang seefeektif, seefesien dan sehemat mungkin
Mengorgnisasi bagi seorang guru adalah melakukan hal-hal berikut:
1.    Memilih taktik mengajar yang tepat
Tiap hal mungkin membutuhkan taktik yang berlainan, walaupun masing-masing taktik tercakup dalam seluruh strategi mengajar yang ditempuhnya baik ceramah, diskusi, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya taktik belajar mengajar meliputi:
a.      Menetapkan hubungan
Memberikan stimulus pada siswa, misalnya disuruh menjawab pertanyaan. Ini akan menetapkan hubungan antara stimulus dan respon
b.     Latihan terus-menerus
Setelah stimulus diberikan siswa diharapkan latihan terus-menerus dan dalam hal ini harus sedikit demi sedikit memberikan kesempatan untuk belajar mandiri
c.      Menguatkan respon yang benar
Memberikan pujian pada apapun yang dilakukan siswa

2.    Memilih alat bantu belajar audio visual yang tepat
Hal ini untuk lebih merealistiskan pelajaran yang diberikan pada siswa
3.    Memilih besarnya kelas ( jumlah murid) yang tepat
Ukuran kelas yang optimal ditentukan oleh jumlah siswa yang harus diorganisir, dibimbing, dan dikontrol oleh seorang guru untuk mencapai tujuan belajar yang menjadi tugasnya.
Semakin kelompok bertambah besar, maka akan ada beberapa perubahan yang terjadi misalnya:
a.      Sumber daya atau partisipasi siswa tidak dimanfaatkan
b.     Kelompok kurang mampu memanfaatkan sumber daya yang ada
c.      Kepuasan akan mutu sumbangan pikiran cenderung menurun
d.     Perbedaan individu semakin tampak
e.      Lebih banyak siswa dibiarkan menunggu
f.      Banyak mahasiswa merasa enggan berpartisipasi dalam diskusi

4.     Memilih strategi yang tepat untuk mengkomunikasikan peraturan-peraturan, serta pengajaran yang kompleks
Hal ini dimaksudkan agar ketika ada problem bisa diselssaikan sesuai prosedurnya.
Dengan jalan ini seorang guru dapat menciptakan suatu lingkungan belajar yang paling baik untuk merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan ataupun latihan yang telah dituangkananya di dalam rencana yang telah di buatnya.
Pengorganisasian sumber belajar ini bukan merupakan tujuan akhir, melainkan alat untuk membantu dan bukan pula suatu peraturan yang menentukan apa yang harus dilakukan.
2.2. Faktor yang mengaruhi pengorganisasi kelas
Dalam pengertian yang kedua ini, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan pengorganisasian kelas yaitu :
A.    Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan pengorganisasian kelas seperti pengertian diatas haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang bermoral.

Pada sekolah madrasah Ibtida’iyah, kurikulum pada tingkat MI harus dirancangkan untuk untuk memungkinkan diselenggarakannya kegiatan kelas dalam memenuhi kebutuhan melakukan eksplorasi dan ekspenmentasi guna memeberikan pangalaman intelektual dan social yang terpadu dalam rangka realisasi diri. Oleh karena itu disamping aspek materi pengetahuan diperlukan program kelas untuk memenuhi perbedaan minat bakat dan kemampuan murid. Program tersebut dapat dilakukan melalui aspek-aspek kependidikan dibidang kesenian termasuk kesejahteraan keluarga, tekhnik, olahraga, kepramukaan dan kesehatan pada kelas-kelas terakhir sekolah menengah tingkat atas programnya harus dirancangkan untuk membantu anak-anak mewujudkan diri dalam memasuki masyarakat sebagai orang dewasa. Program itu antara lain harus diarahkan untuk memeberikan keterampilan tertentu guna memasuki lapangan kerja tingkat menengah atas disamping program untuk memeprsiapkan para remaja agar menjadi warga negara yang memahami dan mampu menjalankan hak dan kewajibannya.
B.    Gedung dan sarana kelas atau sekolah
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah. Sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam konteks ini kepandaian guru dalam pengorganisasian kelas sangat dibutuhkan
C.    Guru
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Guru juga harus bisa juga menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
Berdasarkan uraian-uraian diatas jelas bahwa jabatan guru sebagai suatu profesi tidak saja mulia, karena berhubungan langsung dengan masalah pendewasaan anak-anak, akan tetapi juga merupakan tugas yang cukup berat. Tugas yang mulia dan hanya dapat diwujudkan oleh orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap pekerjaan mendidik.
D.    Murid
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena itu, setiap murid harus memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan pengorganisasian kelas sebagai berikut :
·       Setiap murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelas, guru hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan agar program atau kegiatannya sejalan dengan kurikulum.
·       Murid diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas untuk kepentingan kelas.
·       Bila guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah kepercayaan berupa tanggung jawab mengatur rumah tangga dan disiplin kealas diantar murid.
·       Motivasi agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui kegiatan rutin, misalnya membersihkan kelas, papan tulis dan lain-lain.
·       Kembangkanlah kesediaan bekerjasama dalam setiap kegiatan.
·       Susunlah bersama murid tata tertib dan disiplin kelas serta bentuklah pengurus kelas yang bekerja selama 1 tahun ajaran.
·       Doronglah agar murid secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan kelas dan berani mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam atau diluar kelas.

E.     Dinamikakelas
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan yang berguna. Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin dan membosankan.
Dinamika kelas ini dipengaruhi berbagai komponen yang sangat disyaratkan dalam pengorganisasian kelas, yaitu:
·       Kegiatan administrasi manajement meliputi
1.          Perencanaan kelas
2.          Pengorganisasian kelas
3.          Pengarahan kelas
4.          Koordinasi kelas
5.          Komunikasi kelas
6.          Kontrol kelas
·       Penataan ruang dan alat pengajaran

2.3. Aspek, fungsi dan masalah organisasi kelas
Pengorganisasian kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam organisasi kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif  
Organisasi kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, pengorganisasian kelas berfungsi untuk : 
1.     Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti : membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
2.     Memelihara agara tugas-tugas itu dapat berjalan lancar. Maslah pengorganisasian kelas dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: masalah individual dan kelompok. Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa, seperti:
a.      Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain
b.     Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuatan
c.      Tingkah laku yang ingin bertujuan orang lian
d.     Peragaan ketidak mampuan
Sedangkan masalah-maslah kelompok yang muncul dalam kelas
a.      Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan social ekonomi dsb.
b.     Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya
c.      Kelas mereaksi negative terhadap salah satu anggotanya
d.     Membombong anggota yang justru menlanggar anggota kelompok
e.      Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap
f.      Semangat kerja rendah, kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain.
Organisasi kelas tidak hanya berfungsi sebagai dasar teciptanya interaksi antara guru dan murid tetapi juga menambah efektifitas yaitu interaksi yang bersifat kelompok. Hasil riset untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif adalah sebagi berikut:

1.     Bila situasi kelas memungkinkan anak-anak belajar maksimal, fungsi kelompok harus diminimalkan.
2.     Manajemen kelas harus member fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan kerja sama.
3.     Anggota-anggota kelompok harus diberikan kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang member efek pada hubungan dan kondisi kerja.
4.     Angota-anggota kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan ketimbang keteganagan dan perasaan tertekan.
5.     Perlu diciptakan persabatan dan kepercayaan yang kuat antara murid.
2.4. Pengertian kontrol kelas
Kontrol adalah suatu pekerjaan yang dilakukan seorang guru untuk menentukan apakah fungsi organisasi serta pimpinannya telah dilaksanakan berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Jika tujuan tersebut belum dicapai, maka seorang guru harus mengukur kembali serta mengatur situasi tetapi ia tidak boleh mengubah tujuannya.
Dengan jalan demikian, guru menejer mencoba menetukan apakah kejadian-kejadian sesuai dengan apa yang direncakan, dan jika terjadi kegagalan diubah menjadi suatu keberhasilan. Hal ini dilakukannya dengan jalan memimpin dengan efekfif. Hanya efektifitas dia yang dapat mengubah sumaber menjadi hasil. 

2.5. Hal-hal yang dilakukan dalam pengontrolan kelas
Jika seorang guru mengadakan control ia mencoba:
1.     Mengevaluasi sistem belajar
Evaluasi mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Guru harus dapat membedakan mana kegiatan evaluasi hasil belajar dan mana pula kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memeperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran. 
2.     Mengukur hasil belajar
Jika pentingnya evaluasi dalam pendidikan dan latiahan indusrial telah dimengerti maka seorang guru(meneger) dihadapkan pada persoalan-persoalan pengukuran hasil belajar yanag nyata. Untuk melakukannya dengan baik seorang guru yang baik harus mengetahuai teori serta asumsi yang melandasi pengukuran tersebut.
Sifat-sifat pengukuran
Pengukuaran ialah pemberian angka-angka(numerals) kepada objek ataupu  kejadian dengan cara yang mengikuti suatu peraturan tertentu. Dengan batasan ini maka problema yang dihadapi seorang guru (meneger) evaluasi atau pengukuran ialah bagaimana membuat perturan yang disebut dalam devinisi tadi menjadi eksplisit.
Tiga prosedur yang selalu harus diikuti jika ingin dihasilkan pengukuran yang baik yaitu;
1.     Rumuskan kejadian atau objek yang akan diukur didalam bentuk yang sejeleas-jelasnya.
2.     Tentukan skala yang akan menjadi dasar angka pengukuran.
3.     Yakinkan prosedur pengukuran analog dengan keadaan sebenarnya.
Kesulitan sering pula terjadi dalam analogi, khususnya jika yang diukur adalah variable seperti kepribadian,motivasi dan sikap.Walaupu kita berkata-kata sesuatu yang tidak jelas.yang kita lakukan yang sebenarnyalah mengukur sifat-sifat serta ciri-cirinya,dan dalam pendidikan bahkan inipun dilakukan secara tidak langsung.
3.     Memimpin dengan dituntun oleh tujuan
Istilah pengelolahan atau manajemen berdasarkan tujuan untuk pertama kali digunakan Peter Ducker pada 1945, yang dimaksud ialah suatu ramalan bahwa dengan menggunakan seorang manajer pada waktu yang akan datang dapat mempertanggung jawabkan baik hasil maupun kualitas hubungan kemanusiaan yang berlaku dalam prganisasinya.Sekarang ini, yang disebut manajemen berdasarkan tujuan ialah suatu proses dimana manajer tingkat atas maupun manajer tingkat bawah dengan bersama-sama menentukan tujuan-tujuan, kemudian membatasi wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam kaitan dengan hsil yang ingin dicapai bersama dan yang diharapkan dari masing-masing, dan menggunakan ukuran ini sebagai pedoman bagi pengoperasian unit kerja dan pengevaluasian sumbangan masing-masing anggota organisasi.
Tuntutan Utama bagi belajar yang efektif diantaranya :
1.     Ia harus mengetahui dengan pasti apa yang diharapkan dari dirinya.
2.     Ia harus diberi kesempatan untuk belajar.
3.     Ia harus mengetahui sampai dimana ia telah berhasil.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Mengorganisasi adalah pekerjaan yang dilakukan seorang guru dalam mengatur dan menggunakan sumber belajar, dengan maksud mencapai tujuan belajar dengan cara yang seefeektif, seefesien dan sehemat mungkin
Kontrol adalah suatu pekerjaan yang dilakukan seorang guru untuk menentukan apakah fungsi organisasi serta pimpinannya telah dilaksanakan berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Jika tujuan tersebut belum dicapai, maka seorang guru harus mengukur kembali serta mengatur situasi tetapi ia tidak boleh mengubah tujuannya.
Dan factor-faktor yang mempengaruhi pengorganisasian kelas:
1.     Kurikulum
2.     Gedung dan sarana kelas atau sekolah
3.     Guru
4.     Murid
5.     Dinamika kelas
Hal-hal yang dilakukan dalam control kelas
1.     Mengevaluasi system belajar
2.     Mengukur hasil belajar
3.     Memimpin dengan dituntun oleh tujuan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. 1992. Pengelolaan kelas dan siswa. Jakarta: Rajawali
Johnson, lois. 1997. Pengelolaan kelas. Surabaya: Usaha nasional.
Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajran. Jakarta : PT. Rineka cipta.
Hamalik, oemar. 1990. Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Bandung: PT. Citra aditya bakti
Davies, ivor. 1986. Pengelolaan belajar. Jakarta: Rajawali Press
Rohani, ahmad.1991. Pengelolaan pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
 



Tidak ada komentar: