Jumat, 14 Desember 2012

perkembangan bahasa pada anak


perkembangan bahasa pada anak
A.    Pendahuluan
Pengertian perkembangan bahasa pada anak
1.     Perkembangan bahasa pada anak adalah suatu pola pengembangan secara gradual atau bertahap, yang akan mempengaruhi kemajuan perkembangan linguistic kanak-kanak pada suatu kecepatan yang mantap, yang meningkat sedikit demi sedikit setiap hari. (Hanry Guntur Tarigan)
2.     Perkembangan bahasa setiap anak berbeda, dimana bahasa akan munjul dalam waktu yang berbeda, dalam budaya yang berbeda, dan hal tersebut akan membawa perbedaan yang sangat besar pada kemampuan anak berbahasa. (Leo Idra Arina, dkk, 2000:32)
3.     Perkembangan bahasa pada anak adala proses pemerolehan bahasa yang alami kanak-kanak sejak lahir sapai kira-kira menjelang usia sekolah. (Abdul Chaer, 2003:221)

B.    Pemerolehan fonologi pada anak
Pemerolehan fonologi pada anak meliputi kemampuan anak menghasilkan bunyi-bunyi bahasa yang berupa vocal dan konsonan walaupun belum dalam bunyi yang sempurna. Bunyi-bunyi tersebut terjadi secara bertahap
1.     Pada usia 6 minggu, anak menghasilkan bunyi-bunyi yang mirip bunyi vocal dan konsonan
2.     Pada usia 8-20 minggu, anak berada pada tahap mendekut (cooing);
3.     Pada usia 6 bulan, anak mencampur bunyi konsonan dan vocal (babbing/celotehan);
4.     Pada usia 2 tahun, anak melafalkan sebuah dengan konsonandi akhir kata tidak dilafalkan;
Contoh: mi mi, pa pa, ma ma, tata, kaka

C.    Pemerolehan morfologi pada anak
Pemerolehan morfologi pada anak adalah pemerolehan bentuk morfem pada anak, baik morfem bebas dalam bentuk kata, maupun dalam bentuk morfem terkait. Namun pemerolehan tersebut sering berupa morfem bebeas berupa bentuk dasar. Beberapa ahli menyatakan pendapatnya mengenai hal tersebut.
1.     Bloom dan Tardif (Darjowijojo, 2005:259). Bahwa mengatakan kelas kata kerja diperoleh lebih awal dari pada kelas kata lainnya, dan frekuensi penggunaannya juga lebih tinggi.
2.     Gentner (Darjowijojo, 2005:259). Menyatakan bahwa kata benda diperoleh lebih awal dari pada kata kerja dan freuensinya pun lebih tinggi.
3.     (Darjowijojo, 2005:568). Menyatakan pendapatnya berdasarkan penelitiannya, bahwa selama lima tahun pemerolehan leksikan anak didominasi oleh kata benda, diikuti kata kerja pada urutan kedua, kata sifat pada urutan ketiga, serta kata tugas pada urutan berikutnnya.
Contoh: Kata benda: susu, mobil, baju, kata kerja: makan, beli, baca, kata sifat: enak, baik, cantik, jelekKata tugas: si, yang, di, ke

D.    Pemerolehan sintaksis pada anak
Pemerolehan sintaksis pada anak adalah memperoleh unsure bahasaa pada anak yang meliputi frase, klausa, dan kalimat, beserta intonasinya. Khususnya dalam ujian dua kata (UKD) pada anak telah menunjukkan bahwa anak telah menguasai kelas kata sederhana dan mampu secara kreatif memvariasikan fungsinya.
            Contoh: ini ikan, aku mau bobo (tidur), minta minum, ikan gede
                                    Perkembangan pemerolehan sintaksis meningkat pesat pada waktu anak menjalani usia 2 tahun, yang mencapai puncaknya pada akhir usia 3 tahun. Tahap perkembangan sintaksis secara singkat terbagi dalam:
Masa pra-lingual, sampai usia 1 tahun
Kalimat satu kata, 1-1,5 tahun
Kalimat rangkaian kata, 1,5-2 tahun
Konstruksi sederhana dan kompleks, 3 tahun.
Lewat usia 3 tahun anak mulai menanyakan hal-hal yang abstrak dengan kata tanya “mengapa”, ”kapan”. Pemakaian kalimat kompleks dimulai setelah anak menguasai kalimat empat kata sekitar usia 4 tahun.
            Pemerolehan Sintaksis
Banyak pakar pemerolehan bahasa menganggap bahwa pemerolehan sintaksis dimulai ketika kanak-kanak mulai dapat menggabungkan dua buah kata atau lebih (lebih kurang ketika berusia 2:0 tahun). Oleh karena itu, ada baiknya diikutsertakan dalam satu teori pemerolehan sistaksis.
Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan mengucapkan satu kata, kata ini sebenarnya kalimat penuh tetapi karena dia belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil ujaran satu kata (USK) dari kalimat itu contohnya anak yang mengatakan bi untuk kata mobil bisa bermaksud untuk mengatakan:
Ma, itu mobil
b. Ma, ayo kita ke mobil
Sedangkan ujaran untuk dua kata (UDK) adalah kata yang di ujarkan echa pada waktu dia berumur 1;8 (Dardjowidjo 2000: 146):
liat tuputupu maksudnya ayo lihat kupu-kupu
etsa nani maksudnya echa mau nyanyi.
Berikut ini ada beberapa teori tentang pemerolehan sintaksis yaitu:
Teori bahasa Pivot
Kajian mengenai pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak dimulai oleh Brane (1963), Bellugi (1964), Brown dan Fraser (1964), dan Miler dan Ervin. Menurutnya ucapan dua kata kanak-kanak terdiri dari dua jenis kata menurut posisi dan frekuensi munculnya kata-kata itu dalam kalimat. Kedua jenis kata ini kemudian dikenal dengan nama kelas pivot dan kelas terbuka. Berdasarkan kedua jenis kata ini lahirlah teori yang disebut teori tata bahasa pivot.
Teori hubungan Tata bahasa nurani
Tata bahasa generatif transformasi dari Chomsky (1957-1965) sangat terasa pengaruhnya dalam pengkajian perkembangan sintaksis kanak-kanak. Menurut chomsky hubungan-hubungan tata bahasa tertentu seperti “ subject – of, predicate – of, dan direct object – of” adalah bersifat universal dan dimiliki oleh semua bahasa yang ada di dunia ini.
Berdasarkan teori Chomsky tersebut, Mc. Neil (1970) menyatakan pengetahuan kanak-kanak mengenai hubungan-hubungan tatabahasa universal ini bersifat "nurani". Maka itu akan lansung mempengaruhi pemerolehan sintaksis kanak-kanak sejak tahap awalnya. Jadi, pemerolehan sintaksis ditentukan oleh hubungan-hubungan tatabahasa universal ini.
Teori hubungan tata bahasa dan informasi situasi
Sehubungan dengan teori hubungan tata bahasa nurani, Bloom (1970) mengatakan bahwa hubungan hubungan tata bahasa tanpa merujuk pada informasi situasi (konteks) belumlah mencukupi untuk menganalisis ucapan atau bahasa kanak-kanak.
Teori kumulatif kompleks
Teori ini dikemukakan oleh Brown (1973) berdasarkan data yang dikumpulkannya. Menurut Brown, urutan pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak ditentukan oleh kumulatif kompleks semantik morfem dan kumulatif kompleks tata bahasa yang sedang diperoleh. Jadi, sama sekali tidak ditentukan oleh frekuensi munculnya morfem atau kata-kata itu dalam ucapan orang dewasa. Dari tia orang kanak-kanak (berusia dua tahun) yang sedang memperoleh bahasa inggris yang diteliti Brown ternyata morfem yang pertama kali dikuasai adalah progressive-ing dari kata kerja, padahal bentuk ini tidak sering muncul dalam ucapan-ucapan orang dewasa.
Setelah progressive-ing baru muncul kata depan in, kemudian on, dan diikuti oleh bentuk jamak, ’s. Sedangkan artikel The dan a yang lebih sering muncul dalam ucapan-ucapan orang dewasa baru muncul pada tahap ke 8. urutan perkembangan sintaksis yang dilaporkan oleh Brown hampir sama dengan urutan perkembangan hubungan-hubungan sintaksis yang dilaporkan oleh sejumlah pakar lain (simanjuntak 1987).
Teori pendekatan semantik
Teori pendekatan semantik ini menurut Greenfield dan Smith (1976) pertama kali diperkenalkan oleh Bloom. Dalam hal ini Bloom (1970) mengintegrasikan pengetahuan semantik dalam pengkajian perkembangan sintaksis ini berdasarkan teori generatiftransformsinya, Chomsky (1965).
Salah satu teori bahasa yang didasarkan pada komponen semantik diperkenalkan oleh Fillmore (1968)yang dikenal dengan nama tata bahasa kasus (case grammar). Teori ini telah digunakan oleh Bowerman dan Brown (1973) sebagai dasar untuk menganalisis data-data perkembangan bahasa




Tidak ada komentar: